Blogger Kalteng

Resume PSIKOLOGI Perkembangan ,


·         METODE-METODE SPESIFIK (KHUSUS)
Dalam pengumpulan data di lapangan, tentunya masih memerlukan beberapa metode yang khusus untuk mengumpulkan data yang dipakai dalam psikologi perkembangan. Metode-metode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
-          Metode Observasi
Yang dimaksud dengan metode observasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku, yakni dengan memperhatikan tingkah laku psikis anak dan mencatat hasil-hasilnya dengan teliti pada suatu tahapan perkembangan tertentu.
Metode inipun dapat dibedakan menjadi 2 (dua):
1.      Observasi alami disebut juga dengan natural observation yang berarti pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar tanpa mengubah-ubah suasana atau situasi-situasi yang direncanakan.
2.      Observasi terkontrol yakni observasi yang dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul.
-          Metode Eksperimen (Percobaan)
Yang perlu diperhatikan dalam metode eksperimen ini adalah variabel-variabel seteliti mungkin, yaitu variabel-variabel bebas (independent variabel) yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel).
Dalam metode ini ada sebuah kesengajaan menimbulkan gerak laku atau pernyataan jiwa seseorang melalui ransangan-ransangan. Segala reaksinya diamati dan dicatat dengan teliti. Hal inilah yang menjadikan kelebihan dalam metode ini, karena peristiwa yang terjadi bisa diulang-ulang kembali.
-          Metode Test
Yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan dan dengan menyuruh anak melakukan sesuatu tugas. Dari hasil jawaban dan hasil pelaksanaan tugas inilah peneliti dapat mengukur perkembangan psikis anak dengan alat ukur yang sudah ditentukan (standar) secara hati-hati. Tes standar (standarized test) memiliki 2 (dua) ciri penting.
1.      Para pakar psikologis biasanya menjumlahkan semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang individu dengan skor sejumlah besar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitannya dengan orang lain.
2.      Standaford binet intelegence test dan minnesota multiphasic personality inventari.
-          Metode Klinis
Merupakan suatu bentuk penyelidikan dengan cara mengamati sambil bercakap-cakap dan bertanya jawab serta bermain-main bersama anak yang diselidiki.
-          Metode Introspeksi Dan Retrospeksi
Introspeksi adalah penyelidikan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan proses kejiwaan atau tingkah laku diri sendiri. Sedangakn retrospeksi adalah mempelajari perubahan-perubahan atau pengalaman-pengalaman diri sendiri di masa yang lampau.
-          Metode Ekstrospeksi
Merupakan kebalikan dari introspeksi, maksudnya adalah penyelidikan terhadap perubahan-perubahan kejiwaan orang lain.
-          Metode Indirect (Metode tidak langsung)
Yaitu penyelidikan yang dilakukan tidak secara langsung kepada anak tetapi melalui sumber lain tentang perkembangan anak tersebut.
BAB III
HAKIKAT TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
A.      Hakikat Perkembangan
Pendapat para ahli tentang perkembangan yaitu yang meyatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan pada seseorang ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimanan proses perubahan itu terjadi dalam bentuk hakiki.  Pendapat ini dapat dikelompokkan kepada tiga golongan, yaitu:
1.      Konsepsi Asosiasi Dan Neo-Asosiasi
Bahwa pada hakikatnya perkembangan itu tiada lain dari pada suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi ini, hal yang primer (pertama, penting) adalah bagian-bagian, sedangan keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Bagian- bagian ada dan berbentuk lebiah dahulu, dan dari bagian-bagian itulah terbentuknya keseluruhan, bagian-bagian itu terikat satu sama lainnya.
2.      Konsepsi Gestalt Dan Neo-Gestalt
Konsepsi ini kebalikan dari konsepsi asosiasi di atas. Menurut mereka, perk itu ialah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu, yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian menduduki tempat sekunder. Keseluruhan ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagin-bagian.
3.      Konsepsi Sosiologisme
Menurut konsepsi ini, perk kejiwaan seseorang anak tidak lain daripada proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula a-sosial (sebelum mengenal norma-norma sosial), yang dalam perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah sosial.

B.       Teori dan Hukum Perkembangan
Ada dua peranan penting dari teori perkembangan (Miller, 1993:56), yaitu:
-          Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan.
-          Memberikan pedoman dalam melaksanakan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
Macam-macam teori dan hukum perkembangan :
1.      Hukum Bertahan dan Berkembang Sendiri
Dalam diri anak terdapat dua dorongan yang kuat, yaitu :
-          Dorongan bertahan, yang bertujuan untuk memelihara/mempertahankan diri agar tetap survival.
-          Dorongan untuk berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari dan mencari.
2.      Hukum Tempo Perkembangan
Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang berkembang serba cepat dan ada sebaliknya.
3.      Hukum Irama Perkembangan
Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjalan lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat dan penuh kegoyangan.
4.      Hukum Masa Peka
Ialah suatu masa dimana sesuatu fungsi berada pada perkembangan yang baik atau pesat, jika dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja masa peka.
5.      Teori Rekapitulasi
Ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang primitif. Dengan kata lain, bahwa perkembangan psikis anak tidak lain daripada ulangan secara singkat perkembangan umat manusia.
6.      Teori Masa Menentang
Pada masa-masa tertentu akan terjadi pada anak letupan atau kegoncangan yang membawa perubahan radikal dalam diri anak. Yang demikian itu misalnya dijumpai pada usia kira-kira 3.0 – 5.0 tahun, dan kedua terjadi kira-kira usia 14 s.d 17 tahun.
7.      Teori Penjajahan dan Penemuan
M.J Lengeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan penemuan.
8.      Hukum Taqdir
Setiap orang muslim tentu mempercayai di atas segalanya ini ada yang mengaturnya, yaitu Allah SWT.

BAB 1V
TUGAS PERKEMBANGAN
Secara sederhana tugas perkembangan adalah sesuatu yang diharapkan dapat dicapai seseorang dalam tahap-tahap perjalanan hidupnya. Adapun tugas-tugas perkembangan itu jika diperinci sepanjang kehidupan seseorang, maka akan diperoleh rumusan sebagai berikut:
a.              Tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanan awal.
b.             Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
c.              Tugas perkembangan pada masa remaja
d.             Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
e.              Tugas perkembangan pada masa setelah baya
f.              Tugas perkembangan pada masa tua
Untuk tugas-tugas perkembangan dalam islam menurut Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir (2002:102-128), dapat ditampilkan sebagai berikut:
a.           Masa prakonsepsi, yaitu periode perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum.
b.          Masa prenatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.
c.           Masa kelahiran sampai meninggal dunia; mempunyai bebrapa fase:
-            Masa neonatus, (kelahiran sampai kira-kira minggu keempat)
-            Masa kanak-kanak (at-thift).
-            Masa tamyiz, (fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah)
-            Masa baligh, (fase di mana usia anak telah sampai dewasa)
-            Masa kearifan dan kebaikan, (fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual, dan agama secara mendalam)
-            Masa kematian, (fase di mana nyawa telah hilang dari jasad manusia)

BAB V
FAKTOR-FAKTOR DALAM PERKEMBANGAN
dalam “perkembangan” adalah sejumlah faktor yang memungkinkan atau mempengaruhi warna dan jalannya peristiwa atau kegiatan tersebut. Sejumlah faktor tersebut akan dikelompokkan dalam beberapa aliran, yaitu:
         I.               Aliran Nativisme
Native : mengenai kelahiran atau pembawaan. Jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor dasar yang dibawa sejak lahir. Perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
      II.               Aliran Empirisme
Empiris berarti pengalaman. Empirisme maksudnya adalah aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, atau pendidikan; dan tidak mengakui peranan faktor dasar atau pembawaan sejak lahir.
   III.               Aliran konvergensi
Dalam bahasa Inggris, converge artinya memusatkan pada satu titik atau bertemu. Maka bisa diartikan, konvergensi, adalah “titik pertemuan”. Aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, nativisme dan empirisme.
Dalam kaitannya dengan faktor-faktor dalam perkembangan inil ini, Drs. Kasmiran Woerjo berpendapat, dan membagi beberapa faktor:
1)      Faktor Endogen (Pembawaan)
-          Faktor fisik
-          Faktor psikis
2)      Faktor Exogeen
-          Faktor biologis; faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupannya.
-          Faktor physis; pengaruh yang datang dari lingkungan geografis.
-          Faktor ekonomi
-          Faktor kultural (budaya)
-          Faktor edukatif (pendidikan)
-          Faktor religious (agama)

BAB VI
PERIODESASI PERKEMBANGAN
Maksudnya adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu. Pendapat para ahli dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, adalah meraka yang merasa keberatan, atau tegasnya tidak setuju atas diadakannya periodesasi perkembangan. Kedua, adalah mereka yang tidak berkeberatan alias setuju, walau dengan catatan tertentu.
Dalam periodesasi perkembangan dijumpai beraneka macam rumusan, diantaranya:
-          Dirumuskan oleh Kretschmer, yang membagi masa kehidupan manusia dari lahir sampai dewasa menjadi 4 periode, yaitu:
1.      Umur 0 – 3 tahun, seorang anak kelihatan pendek gemuk.
2.      Umur 3 -7 tahun, seorang anak kelihatan langsing.
3.      Umur 7 – 13 tahun, seorang anak kelihatan pendek gemuk
4.      Umur 13 – 20 tahun, seorang anak kelihatan langsung kembali.
-          Sementara itu, Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya yang berjudul “Developmental psychology”, merumuskan :
1.      Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2.      Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua.
3.      Masa bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun.
4.      Masa kanak-kanak awal, umur 2 tahun sampai 6 tahun.
5.      Masa kanak-kanak akhir, umur 6 tahun sampai 10/11 tahun.
6.      Masa pubertas/preadolescence, umur 10/11 sampai 13/14 tahun.
7.      Masa remaja awal, umur 13/14 tahun sampai 17 tahun.
8.      Masa remaja akhir, umur 17 tahun sampai 21 tahun.
9.      Masa dewasa awal, umur 21 tahun sampai 40 tahun.
10.  Masa setengah baya, umur 40 tahun sampai 60 tahun.
11.  Masa tua, umur 60 tahun sampai meninggal dunia.
Pada dasarnya ada tiga macam periodesasi, yakni:
1.      Periodesasi Biologis
Yang dimaksud, ialah pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, berdasarkan gejala berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat lain, periodesasi yang disusun berdasarkan proses biologis tertentu.
2.      Periodesasi Didaktis
Maksudnya, adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Jelasnya periode ini disusun dalam kaitan dengan usaha pendidikan.
3.      Periodesasi Psikologis
Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu.

BAB VII
FASE-FASE PERKEMBANGAN MANUSIA
1.      Fase Pra Kelahiran
Adalah fase ini dari pembuahan hingga kelahiran, merupakan masa pertumbuhan dari satu sel tunggal menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan prilaku yang dihasilkan lebih kurang dalam periode. (Lihat Al Qur’an 23: 12-14 dan Al Qur’an 22:5).
2.      Fase Pasca Melahirkan
Anak masih dalam keadaan lemah, sehingga membutuhkan orang yang menjaganya sehingga tumbuh menjadi besar.
3.      Fase-fase setelah kelahiran sampai dengan remaja; dengan mengikuti beberapa prinsip perkembangan antara lain:
-          Proses tumbuh kembang ini merupakan hasil interaksi dinamis antara pembawaan dan lingkungan.
-          Proses tumbuh kembang ini merupakan suatu proses yang sangat kompleks.
-          Ada kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik-mental-emosi- dan sosial.
-          Perkembangan itu terjadi menurut pola tertentu yang terjadi dari fase-fase yang beralih dari satu fase ke fase lain secara berurutan dan teratur.
-          Setiap fase berlangsung selama satu batasan umur tertentu tapi tidak sama untuk satiap anak.
-          Keberhasilan setiap fase dalam perkembangan yang normal merupakan hasil dari fase-fase sebelumnya.
-          Setiap individu itu berbeda/individual defferences.
4.      Fase-Fase Perkembangan Kepribadian
a)      Masa Bayi, usia 0-1,5 tahun
Merupakan masa perkembangan yang sangat penting yang menjadi pondasi dasar masa-masa berikutnya. Pada fase ini, ada bebrapa perkembangan, yaitu:
·        Perkembangan sosial
·        Perkembangan komunikasi
·        Perkembangan Kognitif dan Motorik
b)      Masa “Toddler”, usia 1,5-3 tahun
Kemampuan untuk berjalan sendiri dan berkomunikasi dengan baik, agaknya membuka suatu cakrawala dunia dunia baru bagi anak-anak usia ini serta orang tuanya. Pada fase ini, ada bebrapa perkembangan, yaitu:
·        Perkembangan sosial
·        Perkembangan bicara
·        Perkembangan berfikir (kognitif)
·        Perkembangan motorik
c)      Masa Pra Sekolah, usia 3-6 tahun
Masa peka untuk belajar, tubuhnya emosi dan fisik yang pesat, menguasai tugas soail yang pertama, mengenal konsep “kanan-kiri” secara mantap, mengenal konsep warna, begitu juga dengan kosa kata meningkat pesat. Berpikir mulai simbolik. Perkembangan emosi dan moral
d)     Masa Sekolah, usia 6-12 tahun
Anak mulai masuk sekolah dasar, tuntutan untuk belajar dan berprestasi secara akademik menjadi faktor utama dalam perkembangan kepribadian selanjutnya. Sesuai dengan perkembangan yang tampak pada masa usia sekolah, fase kehidupan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1.      Masa awal usia sekolah (6-10 tahun)
2.      Masa akhir usia sekolah
CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
Masa kanak-kanak antara lain:
1.      Sangat tergantung pada orang tua atau orang lain
2.      Memerlukan perhatian dan kasih sayang, kelembutan dan rasa aman
3.      Memerlukan tokoh identifikasi
4.      Bisa diajarkan untuk bertanggungjawab
5.      Bisa diajarkan untuk keterampilan motorik kasar dan halus
6.      Pada masa sekolah, sudah ada tunttan untuk belajar dan berprestasi.
Masa remaja:
1.      Kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat/perubahan fisik.
2.      Remaja memperlihatkan minat yang besar pada citra tumbuhnya.
3.      Kemampuan berfikir semakin abstrak, logis dan idealis.
4.      Pemikiran remaja bersifat egosentris
5.      Kemampuan mengambil keputusan lebih baik/meningkat.




BAB VIII
MASA INTERA-UTERIN DAN MASA BAYI
A.    Masa Intera-Uterin (Masa Dalam Kandungan)
Permulaan kehidupan anak dalam kandungan di mulai pada saat terjadinya pembuahan (konsepsi). Pada masa ini ada bebrapa fase, yakni:
1.      Fase-fase perkembangan masa dalam kandungan
Masa kandungan yang berjarak kurang lebih 270 hari itu dapat dibagi ke dalam tiga fase sesuai dengan bentuk dan keadaan janin yang berubah dari bulan ke bulan. Dalam hal ini Hurlock membaginya menjadi:
-         Fase zygote (sejak pembuahan sampai dengan akhir minggu ke-2)
-         Fase embriyo (dari akhir minggu ke-2 s.d akhir bulan ke-2)
-         Fase fetus (dari akhir minggu ke-2 s.d saat kelahiran)
2.      Pengaruh pranatal terhadap tingkah laku sesudah lahir
Maksudnya adalah pengaruh-pengaruh yang dialami oleh janin melalaui tubuh dan keadaan jiwa si ibu yang mengandungnya, dan pengaruh itu melihat pada saat kelahiran bayi dan tingkah laku pada masa-masa sesudahnya. Pengaruh-pengaruh itu dapat dikelompokkan menjadi 2 macam:
a.       Pengaruh lingkungan
Maksudnya adalah keadaan-keadaan luar yang masuk ke dalam tubuh atau jiwa si ibu sehingga dapat berpengaruh terhadap diri ibu dan sekaligus kepada janin yang ada dalam kandungan.
b.      Sikap ibu (orang tua)
B.     Masa bayi (0,0-2,0 tahun)
Masa bayi disebut juga masa vital, neonatus, infancy, babyhood, masa asuhan, dan lain-lain, yang berlangsung sejak kelahiran sampai usia 2,0 tahun.
Dalam masa ini masalah yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Masa kelahiran dan tangis pertama; bekal pembawaan anak dan proses pada waktu lahir akan berpengaruh pada anak.
2.      Beberapa perkembangan dalam masa bayi
a.       Perkembangan aspek fisik dan motorik; dua aspek ini tumbuh dalam diri manusia dan saling pengaruh mempengaruhi.
b.      Perkembangan aspek psikis bayi
-           Pengamatan
-           Perasaan
-           Bicara/bahasa bayi
-           Sosial




BAB IX
MASA ANAK KECIL (2 – 6 TAHUN)
a)      PERKEMBANGAN ASPEK FISIK
Bentuk badan anak umunya melalui fase-fase berikut:
1.      Ectomorphic (cenderung panjang dan langsing)
2.      Endomorphic (cenderung bundar dan gemuk)
3.      Mesomorphic (cenderung kuat dan persegi empat panjang)
b)      Perkembangan aspek psikis
Ada hal/perubahan kejiwaan yang dapat disoroti, yaitu:
1.      Pengamatan dan tanggapan
Pengamatan anak kecil masih bersifat primitive dan merupakan complex-kwaliteit, maksudnya pengamatan dan hasilnya bersifat dan berwujud satu keseluruhan yang berarti.
2.      Perasaan
Anak ingin menunjukkan dirinya sebagai subyek yang berdiri sendiri, dia ingin supaya diperhatikan dan dikasih sayangi oleh orang tua, oleh karena itu ia banyak berbuat, mencoba dan mengetahui sesuatu dalam prosesnya sering menemui kesalahan-kesalahan karena kemampuannya masih kurang.
3.      Moral
Bayi dan anak kecil belum memiliki moral, ia belum mengerti tentang nilai-nilai moral yang harus diperbuatnya dan dipatuhinya, seperti norma-norma benar atau salah. Tingkah lakunya semata-mata hanya dikuasai oleh naluri dan dorongan-dorongan yang tak disadari dengan kecenderungan bahwa apa yang menyenangkan akan diulangi, dan apa yang menyakitkan atau memberikan rasa tidak enak dihentikan dan tidak akan di ulangi lagi.
4.      Bahasa anak kecil
Pada masa ini anak telah mulai dapat bicara dalam arti yang sesungguhnya karena bunyi-bunyi dan suar yang dikeluarkannya dapat dimengerti orang lain, dan ia sendiri pun telah mengerti apa yang ia katakan. Bahasa anak berada dalam beberapa stadium, yaitu:
a.       Stadium nama (umur 1,6 – 2,0 tahun)
b.      Stadium kalimat tunggal (1,0 – 2,6 tahun)
c.       Stadium anak kalimat (2,6 tahun keatas)
5.      Sosial
Pada masa anak kecil ini baru dapat dikatakan bahwa rasa sosial anak sudah betul-betul berkembang, karena anak pada masa ini tidak hanya bersifat menerima saja tatpi juga memberi (take and give) secara lebih aktif.
6.      Rasa keagamaan
Beberapa tokoh berpendapat bahwa perasaan keagamaan sudah mulai timbul pada masa anak kecil, ia mulai bertanya-tanya tentang Tuhan.

BAB X
MASA ANAK SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)
Masa ini disebut dengan masa intelektual, di mana masa sosialisasi telah dapat berlangsung dengan lebih efektif sehingga disebut “matang” untuk mulai sekolah. Kematangan itu paling tidak harus dilihat dari empat aspek, yaitu: aspek fisik, aspek intelektual, aspek moral dan aspek sosial.
1.      Perkembangan aspek fisik
Ada beberapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode akhir anak-anak, diantaranya:
-          Keadaan berat badan dan tinggi badan
-          Perkembangan motorik
2.      Perkembangan aspek Psikis
Berbagai fungsi psikis anak yang berkembang dalam masa ini adalah sebagai berikut:
-          Pengamatan
Menurut Ernest Mauman perkembangan pengamatan anak dapat di bagi ke dalam tiga masa, yaitu:
a.       Masa sintesis fantasi: umur 7 – 8 tahun
b.      Masa analisis: umur 8 – 9 tahun
c.       Masa logis: 12 – tahun ke atas
Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditangkap bebrapa kaidah yang penting, yaitu:
a.       Perkembangan pengamatan bermula dari gestalt (global) menuju ke struktur (bagian-bagian).
b.      Pengamatan itu dimulai dari kemampuan menerima apaadanya tanpa kritik menuju kepada suatu pengertian logis dan kritis.
c.       Pengamatan itu bermula dari alam fantasi menuju ke alam realita.
d.      Pengamatan itu bermula dari rasa ‘aku’ yang sempit berangsur-angsur sampai kepada pengertian ‘aku’ yang luas.
-          Berfikir
a.       Sensori motor stage mulai sejak s.d ± usia 2,0 tahun;
b.      Concrete operations mulai ± 2,0 – 11 tahun; dan
c.       Propositional/formal operations mulai 12 tahun ke atas.
-          Daya ingatan
a.       Fase ingatan motoris; mulai awal masa sekolah sampai dengan usia 10 tahun
b.      Fase ingatan mekanis; mulai usia 10 tahun sampai dengan tahun akhir masa sekolah.
-          Perasaan; bertuju pada perasaan intelek, sehingga ia sering merasa mampu mengerjakan sesuatu walaupun sebenarnya dia belum mampu, tetapi hatinya menjadi puas bila sudah dicobanya, meskipun gagal ia tetap gembira,
-          Moral anak; mulai bisa berlaku sesuai dengan apa-apa yang diharapkan kelompoknya.
-          Sosial; semakin meningkat ditandai dengan usaha pengendalian dan penyesuain diri dalam kelompoknya.
-          Rasa keagamaan; agak lamban karena anak terlalu sibuk memperhatikannya pada realitas sosial di sekitarnya.
BAB XI
MASA REMAJA (13 – 21 TAHUN)
a.       Pembagian fase remaja
-          Puberty; yang terbagi lagi kepada:
1.      Fase prepubescent: sejak tahun terakhir masa ana
2.      Fase pubescent: pemisahan antara anak dengan adolescence (kematangan seksual)
3.      Fase post-pubescent: sejak akhir pubescent s.d 1 - 2 tahun termasuk ke dalam fase adolescent.
-          Adolescence; dibagi menjadi dua;
1.      Early adolescence: dari usia 13 – 16 atau 17 tahun
2.      Late adolescence: 17 tahun ke atas sampai tercapainya kematangan secara hukum.
b.      Beberapa perkembangan pada masa remaja.
1.      Fase pra-remaja
2.      Fase remaja
3.      Fase adolencence (akhir masa remaja)

BAB XII
MASA DEWASA
Seseorang yang matang/dewasa menurut Anderson memilki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Beroriantasi pada tugas, bukan pada diri atau ego;
2.      Mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien;
3.      Dapat mengendalikan perasaan pribadinya;
4.      Mempunyai sikap yang objektif;
5.      Menerima kritikan dan saran;
6.      Bertanggungjawab;
7.      Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang realitas dan baru.
Hurlock membagi fase dewasa ini, mejadi beberapa fase, yakni:
1.      Early adulthood (fase dewasa awal)
2.      Middle age (fase setengah baya)
3.      Old age (fase tua)
Dalam hal ini perubahan-perubahan dalam masa dewasa sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya, baik itu perubahan yang bersifat pisik, psikis, moral dan lain sebagainya.
BAB XIII
MASA USIA LANJUT/TUA (50 TAHUN KE ATAS)
a.       Perubahan fisik; sangat kurang, sebagian fungsi organ tubuh tidak berfungsi dan tidak dapat dipertahankan lagi;
b.      Kesehatan rata-rata sangat menurun, sehingga seringkali sakit-sakitan;
c.       Munculnya rasa kesepian;
d.      Berkurangnya kontak dan tugas-tugas sosial akibat kondisi fisiknya menurun;
e.       Lekas merasa jenuh dan kadang-kadang bisa berbuat cerewet;
f.       Kurang sekali dalam hal ingatan, penglihatan atau pendengaran dan kadang-kadang dapat menjadi pikun;
g.      Suka bercerita atau bernostalgia tentang kehebatannya masa lampau;
h.      Kehidupan keagamaan sangat baik;
i.        Adanya perasaan tambah kasih sayang;
Perlakuan terhadap usia lanjut menurut ajaaran islam
Sebagai pedoman; Firman Allah SWT., dalam surah Al Isra ayat 23 dan 24 :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".






 Resume PSIKOLOGI Perkembangan
·         METODE-METODE SPESIFIK (KHUSUS)
Dalam pengumpulan data di lapangan, tentunya masih memerlukan beberapa metode yang khusus untuk mengumpulkan data yang dipakai dalam psikologi perkembangan. Metode-metode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
-          Metode Observasi
Yang dimaksud dengan metode observasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku, yakni dengan memperhatikan tingkah laku psikis anak dan mencatat hasil-hasilnya dengan teliti pada suatu tahapan perkembangan tertentu.
Metode inipun dapat dibedakan menjadi 2 (dua):
1.      Observasi alami disebut juga dengan natural observation yang berarti pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar tanpa mengubah-ubah suasana atau situasi-situasi yang direncanakan.
2.      Observasi terkontrol yakni observasi yang dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul.
-          Metode Eksperimen (Percobaan)
Yang perlu diperhatikan dalam metode eksperimen ini adalah variabel-variabel seteliti mungkin, yaitu variabel-variabel bebas (independent variabel) yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel).
Dalam metode ini ada sebuah kesengajaan menimbulkan gerak laku atau pernyataan jiwa seseorang melalui ransangan-ransangan. Segala reaksinya diamati dan dicatat dengan teliti. Hal inilah yang menjadikan kelebihan dalam metode ini, karena peristiwa yang terjadi bisa diulang-ulang kembali.
-          Metode Test
Yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan dan dengan menyuruh anak melakukan sesuatu tugas. Dari hasil jawaban dan hasil pelaksanaan tugas inilah peneliti dapat mengukur perkembangan psikis anak dengan alat ukur yang sudah ditentukan (standar) secara hati-hati. Tes standar (standarized test) memiliki 2 (dua) ciri penting.
1.      Para pakar psikologis biasanya menjumlahkan semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang individu dengan skor sejumlah besar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitannya dengan orang lain.
2.      Standaford binet intelegence test dan minnesota multiphasic personality inventari.
-          Metode Klinis
Merupakan suatu bentuk penyelidikan dengan cara mengamati sambil bercakap-cakap dan bertanya jawab serta bermain-main bersama anak yang diselidiki.
-          Metode Introspeksi Dan Retrospeksi
Introspeksi adalah penyelidikan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan proses kejiwaan atau tingkah laku diri sendiri. Sedangakn retrospeksi adalah mempelajari perubahan-perubahan atau pengalaman-pengalaman diri sendiri di masa yang lampau.
-          Metode Ekstrospeksi
Merupakan kebalikan dari introspeksi, maksudnya adalah penyelidikan terhadap perubahan-perubahan kejiwaan orang lain.
-          Metode Indirect (Metode tidak langsung)
Yaitu penyelidikan yang dilakukan tidak secara langsung kepada anak tetapi melalui sumber lain tentang perkembangan anak tersebut.
BAB III
HAKIKAT TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
A.      Hakikat Perkembangan
Pendapat para ahli tentang perkembangan yaitu yang meyatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan pada seseorang ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimanan proses perubahan itu terjadi dalam bentuk hakiki.  Pendapat ini dapat dikelompokkan kepada tiga golongan, yaitu:
1.      Konsepsi Asosiasi Dan Neo-Asosiasi
Bahwa pada hakikatnya perkembangan itu tiada lain dari pada suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi ini, hal yang primer (pertama, penting) adalah bagian-bagian, sedangan keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Bagian- bagian ada dan berbentuk lebiah dahulu, dan dari bagian-bagian itulah terbentuknya keseluruhan, bagian-bagian itu terikat satu sama lainnya.
2.      Konsepsi Gestalt Dan Neo-Gestalt
Konsepsi ini kebalikan dari konsepsi asosiasi di atas. Menurut mereka, perk itu ialah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu, yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian menduduki tempat sekunder. Keseluruhan ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagin-bagian.
3.      Konsepsi Sosiologisme
Menurut konsepsi ini, perk kejiwaan seseorang anak tidak lain daripada proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula a-sosial (sebelum mengenal norma-norma sosial), yang dalam perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah sosial.

B.       Teori dan Hukum Perkembangan
Ada dua peranan penting dari teori perkembangan (Miller, 1993:56), yaitu:
-          Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan.
-          Memberikan pedoman dalam melaksanakan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
Macam-macam teori dan hukum perkembangan :
1.      Hukum Bertahan dan Berkembang Sendiri
Dalam diri anak terdapat dua dorongan yang kuat, yaitu :
-          Dorongan bertahan, yang bertujuan untuk memelihara/mempertahankan diri agar tetap survival.
-          Dorongan untuk berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari dan mencari.
2.      Hukum Tempo Perkembangan
Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang berkembang serba cepat dan ada sebaliknya.
3.      Hukum Irama Perkembangan
Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjalan lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat dan penuh kegoyangan.
4.      Hukum Masa Peka
Ialah suatu masa dimana sesuatu fungsi berada pada perkembangan yang baik atau pesat, jika dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja masa peka.
5.      Teori Rekapitulasi
Ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat pada tingkah laku anak dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang primitif. Dengan kata lain, bahwa perkembangan psikis anak tidak lain daripada ulangan secara singkat perkembangan umat manusia.
6.      Teori Masa Menentang
Pada masa-masa tertentu akan terjadi pada anak letupan atau kegoncangan yang membawa perubahan radikal dalam diri anak. Yang demikian itu misalnya dijumpai pada usia kira-kira 3.0 – 5.0 tahun, dan kedua terjadi kira-kira usia 14 s.d 17 tahun.
7.      Teori Penjajahan dan Penemuan
M.J Lengeveld menerangkan bahwa perkembangan itu sebagai suatu proses penjelajahan dan penemuan.
8.      Hukum Taqdir
Setiap orang muslim tentu mempercayai di atas segalanya ini ada yang mengaturnya, yaitu Allah SWT.

BAB 1V
TUGAS PERKEMBANGAN
Secara sederhana tugas perkembangan adalah sesuatu yang diharapkan dapat dicapai seseorang dalam tahap-tahap perjalanan hidupnya. Adapun tugas-tugas perkembangan itu jika diperinci sepanjang kehidupan seseorang, maka akan diperoleh rumusan sebagai berikut:
a.              Tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanan awal.
b.             Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
c.              Tugas perkembangan pada masa remaja
d.             Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
e.              Tugas perkembangan pada masa setelah baya
f.              Tugas perkembangan pada masa tua
Untuk tugas-tugas perkembangan dalam islam menurut Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir (2002:102-128), dapat ditampilkan sebagai berikut:
a.           Masa prakonsepsi, yaitu periode perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum.
b.          Masa prenatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.
c.           Masa kelahiran sampai meninggal dunia; mempunyai bebrapa fase:
-            Masa neonatus, (kelahiran sampai kira-kira minggu keempat)
-            Masa kanak-kanak (at-thift).
-            Masa tamyiz, (fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah)
-            Masa baligh, (fase di mana usia anak telah sampai dewasa)
-            Masa kearifan dan kebaikan, (fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual, dan agama secara mendalam)
-            Masa kematian, (fase di mana nyawa telah hilang dari jasad manusia)

BAB V
FAKTOR-FAKTOR DALAM PERKEMBANGAN
dalam “perkembangan” adalah sejumlah faktor yang memungkinkan atau mempengaruhi warna dan jalannya peristiwa atau kegiatan tersebut. Sejumlah faktor tersebut akan dikelompokkan dalam beberapa aliran, yaitu:
         I.               Aliran Nativisme
Native : mengenai kelahiran atau pembawaan. Jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor dasar yang dibawa sejak lahir. Perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
      II.               Aliran Empirisme
Empiris berarti pengalaman. Empirisme maksudnya adalah aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, atau pendidikan; dan tidak mengakui peranan faktor dasar atau pembawaan sejak lahir.
   III.               Aliran konvergensi
Dalam bahasa Inggris, converge artinya memusatkan pada satu titik atau bertemu. Maka bisa diartikan, konvergensi, adalah “titik pertemuan”. Aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, nativisme dan empirisme.
Dalam kaitannya dengan faktor-faktor dalam perkembangan inil ini, Drs. Kasmiran Woerjo berpendapat, dan membagi beberapa faktor:
1)      Faktor Endogen (Pembawaan)
-          Faktor fisik
-          Faktor psikis
2)      Faktor Exogeen
-          Faktor biologis; faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupannya.
-          Faktor physis; pengaruh yang datang dari lingkungan geografis.
-          Faktor ekonomi
-          Faktor kultural (budaya)
-          Faktor edukatif (pendidikan)
-          Faktor religious (agama)

BAB VI
PERIODESASI PERKEMBANGAN
Maksudnya adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu. Pendapat para ahli dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, adalah meraka yang merasa keberatan, atau tegasnya tidak setuju atas diadakannya periodesasi perkembangan. Kedua, adalah mereka yang tidak berkeberatan alias setuju, walau dengan catatan tertentu.
Dalam periodesasi perkembangan dijumpai beraneka macam rumusan, diantaranya:
-          Dirumuskan oleh Kretschmer, yang membagi masa kehidupan manusia dari lahir sampai dewasa menjadi 4 periode, yaitu:
1.      Umur 0 – 3 tahun, seorang anak kelihatan pendek gemuk.
2.      Umur 3 -7 tahun, seorang anak kelihatan langsing.
3.      Umur 7 – 13 tahun, seorang anak kelihatan pendek gemuk
4.      Umur 13 – 20 tahun, seorang anak kelihatan langsung kembali.
-          Sementara itu, Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya yang berjudul “Developmental psychology”, merumuskan :
1.      Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2.      Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua.
3.      Masa bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun.
4.      Masa kanak-kanak awal, umur 2 tahun sampai 6 tahun.
5.      Masa kanak-kanak akhir, umur 6 tahun sampai 10/11 tahun.
6.      Masa pubertas/preadolescence, umur 10/11 sampai 13/14 tahun.
7.      Masa remaja awal, umur 13/14 tahun sampai 17 tahun.
8.      Masa remaja akhir, umur 17 tahun sampai 21 tahun.
9.      Masa dewasa awal, umur 21 tahun sampai 40 tahun.
10.  Masa setengah baya, umur 40 tahun sampai 60 tahun.
11.  Masa tua, umur 60 tahun sampai meninggal dunia.
Pada dasarnya ada tiga macam periodesasi, yakni:
1.      Periodesasi Biologis
Yang dimaksud, ialah pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, berdasarkan gejala berubahnya struktur fisik seseorang. Dengan kalimat lain, periodesasi yang disusun berdasarkan proses biologis tertentu.
2.      Periodesasi Didaktis
Maksudnya, adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Jelasnya periode ini disusun dalam kaitan dengan usaha pendidikan.
3.      Periodesasi Psikologis
Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu.

BAB VII
FASE-FASE PERKEMBANGAN MANUSIA
1.      Fase Pra Kelahiran
Adalah fase ini dari pembuahan hingga kelahiran, merupakan masa pertumbuhan dari satu sel tunggal menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan prilaku yang dihasilkan lebih kurang dalam periode. (Lihat Al Qur’an 23: 12-14 dan Al Qur’an 22:5).
2.      Fase Pasca Melahirkan
Anak masih dalam keadaan lemah, sehingga membutuhkan orang yang menjaganya sehingga tumbuh menjadi besar.
3.      Fase-fase setelah kelahiran sampai dengan remaja; dengan mengikuti beberapa prinsip perkembangan antara lain:
-          Proses tumbuh kembang ini merupakan hasil interaksi dinamis antara pembawaan dan lingkungan.
-          Proses tumbuh kembang ini merupakan suatu proses yang sangat kompleks.
-          Ada kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik-mental-emosi- dan sosial.
-          Perkembangan itu terjadi menurut pola tertentu yang terjadi dari fase-fase yang beralih dari satu fase ke fase lain secara berurutan dan teratur.
-          Setiap fase berlangsung selama satu batasan umur tertentu tapi tidak sama untuk satiap anak.
-          Keberhasilan setiap fase dalam perkembangan yang normal merupakan hasil dari fase-fase sebelumnya.
-          Setiap individu itu berbeda/individual defferences.
4.      Fase-Fase Perkembangan Kepribadian
a)      Masa Bayi, usia 0-1,5 tahun
Merupakan masa perkembangan yang sangat penting yang menjadi pondasi dasar masa-masa berikutnya. Pada fase ini, ada bebrapa perkembangan, yaitu:
·        Perkembangan sosial
·        Perkembangan komunikasi
·        Perkembangan Kognitif dan Motorik
b)      Masa “Toddler”, usia 1,5-3 tahun
Kemampuan untuk berjalan sendiri dan berkomunikasi dengan baik, agaknya membuka suatu cakrawala dunia dunia baru bagi anak-anak usia ini serta orang tuanya. Pada fase ini, ada bebrapa perkembangan, yaitu:
·        Perkembangan sosial
·        Perkembangan bicara
·        Perkembangan berfikir (kognitif)
·        Perkembangan motorik
c)      Masa Pra Sekolah, usia 3-6 tahun
Masa peka untuk belajar, tubuhnya emosi dan fisik yang pesat, menguasai tugas soail yang pertama, mengenal konsep “kanan-kiri” secara mantap, mengenal konsep warna, begitu juga dengan kosa kata meningkat pesat. Berpikir mulai simbolik. Perkembangan emosi dan moral
d)     Masa Sekolah, usia 6-12 tahun
Anak mulai masuk sekolah dasar, tuntutan untuk belajar dan berprestasi secara akademik menjadi faktor utama dalam perkembangan kepribadian selanjutnya. Sesuai dengan perkembangan yang tampak pada masa usia sekolah, fase kehidupan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1.      Masa awal usia sekolah (6-10 tahun)
2.      Masa akhir usia sekolah
CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
Masa kanak-kanak antara lain:
1.      Sangat tergantung pada orang tua atau orang lain
2.      Memerlukan perhatian dan kasih sayang, kelembutan dan rasa aman
3.      Memerlukan tokoh identifikasi
4.      Bisa diajarkan untuk bertanggungjawab
5.      Bisa diajarkan untuk keterampilan motorik kasar dan halus
6.      Pada masa sekolah, sudah ada tunttan untuk belajar dan berprestasi.
Masa remaja:
1.      Kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat/perubahan fisik.
2.      Remaja memperlihatkan minat yang besar pada citra tumbuhnya.
3.      Kemampuan berfikir semakin abstrak, logis dan idealis.
4.      Pemikiran remaja bersifat egosentris
5.      Kemampuan mengambil keputusan lebih baik/meningkat.




BAB VIII
MASA INTERA-UTERIN DAN MASA BAYI
A.    Masa Intera-Uterin (Masa Dalam Kandungan)
Permulaan kehidupan anak dalam kandungan di mulai pada saat terjadinya pembuahan (konsepsi). Pada masa ini ada bebrapa fase, yakni:
1.      Fase-fase perkembangan masa dalam kandungan
Masa kandungan yang berjarak kurang lebih 270 hari itu dapat dibagi ke dalam tiga fase sesuai dengan bentuk dan keadaan janin yang berubah dari bulan ke bulan. Dalam hal ini Hurlock membaginya menjadi:
-         Fase zygote (sejak pembuahan sampai dengan akhir minggu ke-2)
-         Fase embriyo (dari akhir minggu ke-2 s.d akhir bulan ke-2)
-         Fase fetus (dari akhir minggu ke-2 s.d saat kelahiran)
2.      Pengaruh pranatal terhadap tingkah laku sesudah lahir
Maksudnya adalah pengaruh-pengaruh yang dialami oleh janin melalaui tubuh dan keadaan jiwa si ibu yang mengandungnya, dan pengaruh itu melihat pada saat kelahiran bayi dan tingkah laku pada masa-masa sesudahnya. Pengaruh-pengaruh itu dapat dikelompokkan menjadi 2 macam:
a.       Pengaruh lingkungan
Maksudnya adalah keadaan-keadaan luar yang masuk ke dalam tubuh atau jiwa si ibu sehingga dapat berpengaruh terhadap diri ibu dan sekaligus kepada janin yang ada dalam kandungan.
b.      Sikap ibu (orang tua)
B.     Masa bayi (0,0-2,0 tahun)
Masa bayi disebut juga masa vital, neonatus, infancy, babyhood, masa asuhan, dan lain-lain, yang berlangsung sejak kelahiran sampai usia 2,0 tahun.
Dalam masa ini masalah yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Masa kelahiran dan tangis pertama; bekal pembawaan anak dan proses pada waktu lahir akan berpengaruh pada anak.
2.      Beberapa perkembangan dalam masa bayi
a.       Perkembangan aspek fisik dan motorik; dua aspek ini tumbuh dalam diri manusia dan saling pengaruh mempengaruhi.
b.      Perkembangan aspek psikis bayi
-           Pengamatan
-           Perasaan
-           Bicara/bahasa bayi
-           Sosial




BAB IX
MASA ANAK KECIL (2 – 6 TAHUN)
a)      PERKEMBANGAN ASPEK FISIK
Bentuk badan anak umunya melalui fase-fase berikut:
1.      Ectomorphic (cenderung panjang dan langsing)
2.      Endomorphic (cenderung bundar dan gemuk)
3.      Mesomorphic (cenderung kuat dan persegi empat panjang)
b)      Perkembangan aspek psikis
Ada hal/perubahan kejiwaan yang dapat disoroti, yaitu:
1.      Pengamatan dan tanggapan
Pengamatan anak kecil masih bersifat primitive dan merupakan complex-kwaliteit, maksudnya pengamatan dan hasilnya bersifat dan berwujud satu keseluruhan yang berarti.
2.      Perasaan
Anak ingin menunjukkan dirinya sebagai subyek yang berdiri sendiri, dia ingin supaya diperhatikan dan dikasih sayangi oleh orang tua, oleh karena itu ia banyak berbuat, mencoba dan mengetahui sesuatu dalam prosesnya sering menemui kesalahan-kesalahan karena kemampuannya masih kurang.
3.      Moral
Bayi dan anak kecil belum memiliki moral, ia belum mengerti tentang nilai-nilai moral yang harus diperbuatnya dan dipatuhinya, seperti norma-norma benar atau salah. Tingkah lakunya semata-mata hanya dikuasai oleh naluri dan dorongan-dorongan yang tak disadari dengan kecenderungan bahwa apa yang menyenangkan akan diulangi, dan apa yang menyakitkan atau memberikan rasa tidak enak dihentikan dan tidak akan di ulangi lagi.
4.      Bahasa anak kecil
Pada masa ini anak telah mulai dapat bicara dalam arti yang sesungguhnya karena bunyi-bunyi dan suar yang dikeluarkannya dapat dimengerti orang lain, dan ia sendiri pun telah mengerti apa yang ia katakan. Bahasa anak berada dalam beberapa stadium, yaitu:
a.       Stadium nama (umur 1,6 – 2,0 tahun)
b.      Stadium kalimat tunggal (1,0 – 2,6 tahun)
c.       Stadium anak kalimat (2,6 tahun keatas)
5.      Sosial
Pada masa anak kecil ini baru dapat dikatakan bahwa rasa sosial anak sudah betul-betul berkembang, karena anak pada masa ini tidak hanya bersifat menerima saja tatpi juga memberi (take and give) secara lebih aktif.
6.      Rasa keagamaan
Beberapa tokoh berpendapat bahwa perasaan keagamaan sudah mulai timbul pada masa anak kecil, ia mulai bertanya-tanya tentang Tuhan.

BAB X
MASA ANAK SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)
Masa ini disebut dengan masa intelektual, di mana masa sosialisasi telah dapat berlangsung dengan lebih efektif sehingga disebut “matang” untuk mulai sekolah. Kematangan itu paling tidak harus dilihat dari empat aspek, yaitu: aspek fisik, aspek intelektual, aspek moral dan aspek sosial.
1.      Perkembangan aspek fisik
Ada beberapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode akhir anak-anak, diantaranya:
-          Keadaan berat badan dan tinggi badan
-          Perkembangan motorik
2.      Perkembangan aspek Psikis
Berbagai fungsi psikis anak yang berkembang dalam masa ini adalah sebagai berikut:
-          Pengamatan
Menurut Ernest Mauman perkembangan pengamatan anak dapat di bagi ke dalam tiga masa, yaitu:
a.       Masa sintesis fantasi: umur 7 – 8 tahun
b.      Masa analisis: umur 8 – 9 tahun
c.       Masa logis: 12 – tahun ke atas
Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditangkap bebrapa kaidah yang penting, yaitu:
a.       Perkembangan pengamatan bermula dari gestalt (global) menuju ke struktur (bagian-bagian).
b.      Pengamatan itu dimulai dari kemampuan menerima apaadanya tanpa kritik menuju kepada suatu pengertian logis dan kritis.
c.       Pengamatan itu bermula dari alam fantasi menuju ke alam realita.
d.      Pengamatan itu bermula dari rasa ‘aku’ yang sempit berangsur-angsur sampai kepada pengertian ‘aku’ yang luas.
-          Berfikir
a.       Sensori motor stage mulai sejak s.d ± usia 2,0 tahun;
b.      Concrete operations mulai ± 2,0 – 11 tahun; dan
c.       Propositional/formal operations mulai 12 tahun ke atas.
-          Daya ingatan
a.       Fase ingatan motoris; mulai awal masa sekolah sampai dengan usia 10 tahun
b.      Fase ingatan mekanis; mulai usia 10 tahun sampai dengan tahun akhir masa sekolah.
-          Perasaan; bertuju pada perasaan intelek, sehingga ia sering merasa mampu mengerjakan sesuatu walaupun sebenarnya dia belum mampu, tetapi hatinya menjadi puas bila sudah dicobanya, meskipun gagal ia tetap gembira,
-          Moral anak; mulai bisa berlaku sesuai dengan apa-apa yang diharapkan kelompoknya.
-          Sosial; semakin meningkat ditandai dengan usaha pengendalian dan penyesuain diri dalam kelompoknya.
-          Rasa keagamaan; agak lamban karena anak terlalu sibuk memperhatikannya pada realitas sosial di sekitarnya.
BAB XI
MASA REMAJA (13 – 21 TAHUN)
a.       Pembagian fase remaja
-          Puberty; yang terbagi lagi kepada:
1.      Fase prepubescent: sejak tahun terakhir masa ana
2.      Fase pubescent: pemisahan antara anak dengan adolescence (kematangan seksual)
3.      Fase post-pubescent: sejak akhir pubescent s.d 1 - 2 tahun termasuk ke dalam fase adolescent.
-          Adolescence; dibagi menjadi dua;
1.      Early adolescence: dari usia 13 – 16 atau 17 tahun
2.      Late adolescence: 17 tahun ke atas sampai tercapainya kematangan secara hukum.
b.      Beberapa perkembangan pada masa remaja.
1.      Fase pra-remaja
2.      Fase remaja
3.      Fase adolencence (akhir masa remaja)

BAB XII
MASA DEWASA
Seseorang yang matang/dewasa menurut Anderson memilki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Beroriantasi pada tugas, bukan pada diri atau ego;
2.      Mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien;
3.      Dapat mengendalikan perasaan pribadinya;
4.      Mempunyai sikap yang objektif;
5.      Menerima kritikan dan saran;
6.      Bertanggungjawab;
7.      Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang realitas dan baru.
Hurlock membagi fase dewasa ini, mejadi beberapa fase, yakni:
1.      Early adulthood (fase dewasa awal)
2.      Middle age (fase setengah baya)
3.      Old age (fase tua)
Dalam hal ini perubahan-perubahan dalam masa dewasa sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya, baik itu perubahan yang bersifat pisik, psikis, moral dan lain sebagainya.
BAB XIII
MASA USIA LANJUT/TUA (50 TAHUN KE ATAS)
a.       Perubahan fisik; sangat kurang, sebagian fungsi organ tubuh tidak berfungsi dan tidak dapat dipertahankan lagi;
b.      Kesehatan rata-rata sangat menurun, sehingga seringkali sakit-sakitan;
c.       Munculnya rasa kesepian;
d.      Berkurangnya kontak dan tugas-tugas sosial akibat kondisi fisiknya menurun;
e.       Lekas merasa jenuh dan kadang-kadang bisa berbuat cerewet;
f.       Kurang sekali dalam hal ingatan, penglihatan atau pendengaran dan kadang-kadang dapat menjadi pikun;
g.      Suka bercerita atau bernostalgia tentang kehebatannya masa lampau;
h.      Kehidupan keagamaan sangat baik;
i.        Adanya perasaan tambah kasih sayang;
Perlakuan terhadap usia lanjut menurut ajaaran islam
Sebagai pedoman; Firman Allah SWT., dalam surah Al Isra ayat 23 dan 24 :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".







Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post