Siapa
sangka SMKN-II Mentaya Hulu yang berada di Desa Tanjung Jariangau dulunya
adalah sekolah Swasta yang didirikan oleh perkumpulan Organisasi Muhammdiyah.
Dengan menempati bangunan sisa Madrasah zaman ibuku masih kecil dulu. Awalnya
Bangunan pertama untuk Sekolah kami adalah sisa bangunan yang sangat tua, di
saat hujan, maka akan banyak air yang menetes masuk kedalam ruangan melalui
atap-atap yang bocor, pemandangan luar ruangan yang dapat kami nikmati di balik
lobang-lobang kecil dinding yang menjadi pendingin alami jika saat
berlangsungnya pembelajaran.
Latar
belakang berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu di Desa Tanjung Jariangau
ini masih menjadi mesteri bagi saya pribadi, namun dalam tulisan kali ini saya
akan mengisahkan cerita saya dengan sekolah tercinta saya. Walaupun bangunan
tua, jarang belajar karena guru yang terbatas, kurangnya buku-buku pelajaran,
kurangnya sarana dan prasarana sekolah, kurangnya kegiatan para guru dan siswa,
namun di sinilah aku bersekolah, bagiku ini awal masa depanku di mulai.
Bersekolah
di SMA Muhammadiyah 1 Mentaya hulu di Desa Tanjung Jariangau, bukanlah kehendak
hati dan kemaun ku sendiri, semua terjadi begitu saja, aku terjebak dan
terjatuh hingga terdampar di Sekolah ini, semua karena ekonomi keluargaku yang
kurang untuk dapat menyekolahkan ku di SMAN-1 Mentaya Hulu yang berada di
Kecamatan. Awalnya aku sangat ingin masuk SMA di Kecamatan, namun harapan ini
sirna saat aku tahu bahwa orang tuaku menyekolahkan aku di SMA yang ada di
Desa, SMA Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu di Desa Tanjung Jariangau.
Aku
dan teman-teman ku adalah angkatan ke-2 dan menjadi angkatan terakhir di
Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu Desa Tanjung Jariangau ini, kemudian
berganti menjadi SMK Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu, dan terakhir manjadi SMKN-II
Mentaya Hulu hingga sekarang dan nantinya. Jadi aku dan teman se-angkatan dan
teman angkatan pertama adalah saksi dan pelaku sejarah berdirinya SMKN-II
Mentaya Hulu di Desa Tanjung Jariangau.
Sedikit
menjelaskan kenapa harus menjadi SMK, awalnya pendirian SMA dengan di bawah
naungan Organisasi Muhammadiyah akan diperkirakan berkembang, karena Sejarah
Muhammadiyah di Desa Tanjung Jariangau ini sangatlah Gemilang pada masa-masa
sebelum saya di lahirkan, gedung yang menjadi Sekolah itu yang menjadi saksi
bisu, perjuangan Muhammadiyah. Hingga akhirnya berjalan sampai 2 angkatan, dan
ketika muncul potensi dari Perusahaan Sawit dalam sector Perkebunan, maka
lahirlah ide untuk menggantikan SMA menjadi SMK dan tetap bernaung di bawah
Organisasi Muhammadiyah, yang bermuara di SMK-Muhammadiyah II Sampit, tidak
lama hanya berjalan 2 angkatan, dan diperjuangkan menjadi Negeri oleh Kepala
Sekolah (Amrullah, S.Ag), hingga akhirnya SMKN-II Mentaya Hulu di Desa TanjungJariangau terbentuk dengan terdapat dua pilihan jurusan yaitu Agrobisnis dan
Agroteknologi, dan gedung utama telah di bangun kira-kita 12 km dari
perkampungan, dan sampai saat ini masih menempati Gedung Awal, yang sejak tahun
2008 di renovasi, mempunyai 3 Ruang kelas, 1 Ruang Guru, 1 ruang Kepala
Sekolah, dengan fasilitas yang cukup lengkap. J
Awal
masuk, masa Ospek, dari hari ke hari, selama 3 hari. Kami (saya lupa berapa
orang jumlahnya), hanya membawa peralatan bersih-bersih, mulai dari cangkul,
pisau, sapu dan pengepel lantai, dan sesekali mendengarkan arahan dari Kepala
Sekolah (Ayahandanku Ahyedi, SE) dan Guru Kesayanganku (Amrullah, S.Ag), kedua
sosok ini yang akrab ku temui di sekolah, dua kepribadian yang berbeda dan
mempunyai ambisi yang kuat dan tajam untuk para pemuda desa.
Jarak
antara rumahku ke sekolah sangat jauh, setiap hari aku harus berjalan menyusuri
panasnya terik mentari siang, karena sekolah kami dulu masuk siang hari yaitu
jam 13.00 WIB, biasanya aku berangkat jam 11.30 WIB dan singgah shalat zuhur di
Masjid AL Miftahul Jannah, hingga pukul 12.00 WIB, sampai di sekolah tepat
pukul 13.00 atau mungkin jam 14.00 WIB, karena ada dua tempat yang selalu ku
singgahi, tempat teman dan guru ku.
Sampai
di Sekolah, Alhamdulillah belajar, kalau ada gurunya, kalau gak ada kami hanya
bermain-main, sepak bola, volley, main gitar, mencari buah, bahkan mencari
bibit getah di hutan belakang sekolah kami, dan bahkan pulang. Kadang juga
membakar ubi singkong dengan teman-teman, atau minum kopi dan memasak mie
instan, karena sekolah kami dulu punya dapur.
Di
dapur inipun, terdapat 1 lemari buku, yang tahunnyapun sudah lumayan tua,
berdebu dan mungkin buku zaman kuliah Bapak Guru Kesayanganku, namun aku suka
membongkar dan membaca buku-buku itu, karena menurutku mengetahui pengetahuan
atau masa yang telah lalu membuatku mampu untuk menentukan arah masa depan, dan
mengenali jalan yang harus ku tempuh. Yang paling banyak ku temukan adalah
majalah Suara Muhammadiyah, dan aku belum begitu mengenal apa itu Muhammadiyah,
kenapa sekolahku ini Muhammadiyah. Suatu yang membingungkan.
Namun
akhirnya aku menerima dengan takdirku, yang harus bersekolah dan terdampar di
SMA Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu Desa Tanjung Jariangau ini, dan aku sudah tidak
memikirkan lagi aku bersekolah di mana, mau di desa atau di kota bagiku sama
saja. Walaupun computer awalnya kami hanya punya satu, itupun bekas dan jarang
sekali di hidupi, dan saya tidak mengerti sama sekali apa itu computer.
Ada
beberapa nama guru yang sampai sekarang masih aku ingat, yang berjasa, yang
dengan penuh cinta kasihnya mengajar dan mendidikku, membagi ilmu, menjadi
inspirasi dalam hidupku, menjadikan aku salah satu pemuda yang berprestasi,
mereka adalah, Ayahandaku Hodra Yasni (Guru Kemuhammadiyahan) sejak itu beliau
sudah sangat tua, namun tetap semangat, Ayahandaku Pak.Sukma (Guru
Kesenian/Muatan Lokal) saat itupun beliau sudah sangat tua, namun penuh
inspirasi, Kepala Sekolah Ahyedi,SE (Guru Ekonomi) kemudian digantikan oleh
Guru Tercintaku Amrullah, S.Ag (Guru Agama Islam, dan sampai sekarang menjadi
Kepala Sekolah), Pak. Hartono (Guru Olahraga) yang selalu semangat, Bu.
Istiqomah (Guru Agama Islam, dan Bhs. Arab), Bu. Dwi (Guru bahasa Indonesia),
Pak. Feri (Guru Sejarah) juga sebagai musuh main catur saat istirahat, Pak.
Nago (Guru Komputer), Bu. Sayang dan Bu. Nia (Guru termuda dan Tercantik)
mengajar Bahasa Indonesia, Pak. Wawan Supriadi (Guru Sosiologi) guru yang
mengajar dengan penuh motivasi, Bu. Tina (Guru Biologi) pemalu dan lemah
gemulai, Bu. Mimi (Guru Bahasa Inggris), Pak. Milan (Guru Matematika), Bu.
Yeti, SE (Guru Ekonomi),
Serta
teman-teman satu angkatan yang tetap setia, sampai kelulusan, berbagi suka
duka, canda tawa, berjuang bersama; Candra Saputra panggilan Nano (Kuala
Kuayan, 19 Maret 1992), Desi Ratnasari panggilan Ocon (Tanjung
Jariangau, 21 Nopember 1992), Ika Fitriani panggilan Ika (Tanjung
Jariangau, 2 Nopember 1991), Gusti Rista Pujianingsih panggilan Rista (Tanjung
Jariangau, 25 Nopember 1991), Julfikar panggilan Fikar (Tanjung
Jariangau, 12 Nopember 1992), Lastri panggilan Dudut (Tanjung Jariangau,
9 September 1991), Sri Sunarsih panggilan Wewet (Tanjung
Jariangau, 15 Juni 1992), Reki Saputra panggilan Emon (Tanjung
Jariangau, 3 Oktober 1993) pindahan dari Parenggean, Fitriadi Ikhsan
panggilan Ifit (Tanjung Jariangau, 16 April 1991) pindahan dari Man Model
Palangka Raya, Melani Safitri (Tanjung Jariangau, 4 Mei 1991), Sugiandi
panggilan Awak (Tanjung Jariangau, 26 Oktober 1993), Muhammad Novrizal
Pratama panggilan Tolei (Palangka Raya, 25 Nopember 1992) pindahan dari
Sampit, Sandy Priaditama panggilan Sandy (Paharingan, 16 Maret 1992
pindahan dari Kuala Kuayan, dan Yandi Novia (Tanjung Jariangau, 5
Oktober 1991), ini ke 14 orang yang bertahan dan menjadi alumni terakhir SMA
Muhammadiyah 1 Mentaya Hulu di Desa Tanjung Jariangau.
Demikian,
ini cerita ku tentang Sekolah Tercintaku. Ikuti terus yaa, cerita-ceritaku,
jangan lupa tinggalkan komentar teman-teman. Dan bagi guru-guruku yang membaca
tulisan ini, saya ucapkan ribuan terima kasih yang tak terhingga, semoga Allah
membalas jasa-jasa mu, dan bagi ke 13 teman-teman angkatanku, tetap semangat
dan terus maju dan berkarya, jangan pernah mengikis habis kenangan kita bersama
selama 3 tahun, terus ukir, ceritakan kepada adik-adik dan bahkan anak-anak
kita nantinya, bahwa kita anak kampung yang siap menjadi Pemimpin Dunia.
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.