Blogger Kalteng

Satu Jam Berlalu Tanpa Perubahan (Wacana Diri)


Mungkin awalnya, kawan-kawan yang mampir di artikel ini bertanya-tanya, kenapa judulnya harus "Satu Jam Berlalu Tanpa Perubahan", postingan kali ini karena sebuah kebingungan saya yang dalam. Duduk dengan perut lapar, mencoba menulis artikel yang sudah dipesan (makanan kali..hehehe) salah satu media yang berada di Kalimantan Tengah, yaa walaupun temponya satu minggu, tapi bagi saya lebih cepat lebih baik, cepat juga dapat duit, maklumlah sayakan Jurnalis Freelance.

Satu jam sudah berlalu, sekarang tepat pukul 12.10 WIB, dari tadi saya hanya mengotak-ngatik (meng-edit) html template blog saya ini. Entahlah saya mulai bosan melihat tampilan blog saya sendiri, pengen sih ganti template yang baru lagi, namun masih belum punya waktu banyak untuk lama-lama duduk depan komputer. Belum lagi koneksi internetnya, makan, minum, dan lainnya, ohh...sungguh tak tau apa yang harus ku lakukan.

Oke gini aja, saya ingin cerita :
Saya awalnya gak suka politik, jadi memang menghindar dari yang namanya "POLITIK", entahlah alasannya apa, masih samar-samar. Padahal saya pernah belajar dan mendalami masalah "Fiqh Siyasah", lalu kenapa saya membenci politik, dan lebih memilih menghindarkan diri dari hal ini.

Iya ini awalnya, entah kenapa, ketika saya memaksimalkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan di bidang jurnalistik, bahkan memanajemen sebuah media online, dan sampai pernah mangkal juga dibeberapa media lokal di Kalimantan Tengah, jadi wartawan, dan biasanya yang saya pilih, kalau gak pendidikan, yaa saya lebih milih di jurnalis "kriminal", padahal sayakan lumayan ganteng, ko milih kriminal, hehee..

Kini, semua tentang politik yang saya jauhi, berubah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Kenapa tidak, saya pernah beberapa kali menjadi Ketua di organisasi kemahasiswaan dan OKP, sehingga obrolan yang wajib bagi saya saat itu adalah, masalah Politik, Hukum, HAM, masalah kebijakan, protes sana-sini, dan lainnya yang semakin berbahaya.

Kini, saya setiap harinya harus berbeturan dengan yang namanya POLITIK.
Apalagi sekarang saya menjadi penulis artikel tetap di salah satu media, yang muatannya POLITIK melulu jadi konsumsi saya setiap hari yaa politik, apalagi musimnya Pesta Demokrasi, kebanjiran tuh order tulisan. 

Tapi apalah daya saya, saya hanya mahasiswa yang berjuang untuk makan dan melanjutkan hidup diperkotaan. Imbalan dari tulisan-tulisan saya hanya "UANG", iya itulah orientasi saya saat ini, sehingga pribahasa yang wajib dalam diri saya adalah "Gak Nulis, Dompet Tipis".

Bingungkan apa yang saya tulis kali ini, apakah masalah POLITIK atau Orientasi Hidup saya. Semoga aja ada pembaca yang sudi kiranya memberikan saya nasehat. Apakah hal yang saya tulis itu sebuah permasalahan? Saya juga bingung untuk menjawab pertanyaan ini. Semoga saya dan anda yang membaca artikel ini adalah orang-orang yang senantiasi mensyukuri nikmat.
hanya Allah tempat mengadu yang utama.
terima kasih.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post