Istilah CABE yang sering kita dengar
merupakan singkatan dari Cewek Alay Bahan Exxxkan. Fenomena Cabe-cabean ini
hadir di daerah perkotaan yang umumnya pelakunya adalah gadis belia (SMP-SMA)
yang hobi hang out yang punya aspirasi materi tinggi.
Cara yang harus dilakukan untuk
mencegah dan menanggulangi fenomena cabe-cabean ada tiga hal yang perlu
diperhatikan: pertama, prevensi primer dengan penguatan
fungsi keluarga dan penguatan mental anak. Kedua, prevensi sekunder dengan cara
penguatan forum guru-ortu untuk monitoring anak dan merujukkan program
parenting untuk ortu beresiko. Ketiga, Prevensi Tersier Perujukan kepada
penyedia program konseling dan terapi untuk keluarga bermasalah.” (Elly Nur
Hayati, MPH, Ph.D)
Solusi untuk mengatasi permasalahan
remaja yang ada ialah dengan memberikan Edukasi Bayani (Tarbiyatul Jinsiyah),
Mendasari sikap hidup dengan agama, Memetik pelajaran bersama dari peristiwa
yang terjadi serta memberikan pancingan untuk solusi anak. “Dasar dari semua
adalah cinta dan tanggungjawab. Saat ini negeri ini sudah begitu parah dengan
berbagai masalah. Harapan saya ada terletak pada diri anda semua. Kalianlah
para remaja yang saya harapkan nantinya mampu mengadakan perubahan ke arah yang
lebih baik untuk negeri kita tercinta ini. Sedari dini berbuatlah hal yang
positif hindari perbuatan yang berdampak negativ.” (Hj. Neno Warisman)
Sumber : UAD
dalam Talkshow untuk Remaja dengan tema “Ada Apa Dengan Cabe-Cabean Di Kalangan
Remaja”. Bertempat di Auditorium Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta.
Acara yang diselenggarakan oleh Pusat
Studi Wanita (PSW) UAD yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan (LPP) UAD tersebut di hadiri oleh Hj. Neno Warisman dan Elly Nur
Hayati, MPH, Ph.D sebagai pembicara inti.
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.