Blogger Kalteng

Wajah Adalah Cermin Kepribadianmu

Setiap orang mempunyai keunikan wajah tersendiri, baik pada ekspresi datar, tersenyum, tertawa, marah, menangis, dan lain sebagainya. Bahkan membaca ekspresi wajah merupakan salah satu cara untuk mengetahui kepribadian seseorang. Hal ini kemudian dikenal dengan “Physiognomy", yakni membaca karakter atau kepribadian seseorang berdasarkan penampilan luar yang dimiliki orang terkait, khususnya dari wajah (www.tahupedia.com, 2014).

Coba sekilas kita menatap ke cermin dan berusaha menemukan apa keunikan dari wajah kita. Semua laki-laki memandang ke cermin pasti hal pertama yang meraka katakan adalah "ternyata saya ganteng juga", begitu juga sebaliknya dengan para "wanita", hal pertama yang mereka katakan adalah "sangat maksimal saya cantik dan manis". Berbeda dengan halnya waria, ketika bercermin yang mereka katakan pasti "kok, ini orang gak jelas banget" atau "astaghfirullah" bisa juga "astaga", setelah itu pingsan masuk UGD. Semoga tidak terjadi. 


Kalau kita menonton sebuah film, misalnya sinetron. Pasti akan nampak jelas ekspresi wajah pemeran antagonis (tokoh yang bersifat jahat), protagonis (tokoh yang bersifat baik), dan triatgonis (tokoh yang bersifat penengah). Saat pertama saya bertemu dengan dua mahasiswa Jurusan BK, sebut saja namanya Ondol dan Alay pada 22 April 2011 pada sebuah pelatihan pengkaderan jenjang dasar. Hal pertama yang mereka berdua lakukan adalah membaca karakter dan kepribadian saya, entahlah saat itu saya hanya menganggap "ilmu semu", hingga akhirnya saya tahu semua hal pasti ada teori dan ilmu pengetahuannya, termasuk membaca karakter dan kepribadian seseorang berdasarkan penampilan luar, terutama wajah.

Kembali saya coba mengajak para pembaca untuk memperhatikan Firman Allah dalam Al Qur'an : 
"Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu". (Al-Haji: 72).
Al-Quran telah menghubungkan antara ekspresi wajah dengan apa yang terjadi di dalam otak mereka dari sensasi dan perasaan terhadap Al-Quran, dan yang menakjubkan di sini tercermin dalam sebuah ungkapan Al-Quran tentang refleksi terbalik dalam kebohongan pada ekspresi wajah (Abduldaem Al-Kaheel, dalam http://kaheel7.com).

Para peneliti di Institute perhitungan saraf menegaskan bahwa perasaan yang mengalir dalam tubuh manusia lahir melalui perubahan wajahnya tapi berlalu dengan cepat sehingga sulit untuk ditelaah, sehingga para peneliti telah mengembangkan sebuah program komputer menganalisis perubahan wajah dengan kecepatan yang mengagumkan dan memonitor setiap perubahan meskipun kecil. Mereka mengatakan bahwa ekspresi yang muncul di wajah pada saat berbohong berbeda dari istilah-istilah yang muncul dalam keadaan marah, dan yang muncul dalam kondisi perasaan bersalah, dan sebagainya (Abduldaem Al-Kaheel, dalam http://kaheel7.com).

Semoga kita diberikan wajah yang penuh kebaikkan padanya. Amin

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post