Blogger Kalteng

Wajah Dalam Cermin: Kumpulan Cerpen Ibnu HS Sastrawan Kalimantan Tengah

Tema-tema dalam kumpulan cerpen Wajah dalam Cermin karya Ibnu HS sangat dekat dengan realitas keseharian, karenanya ia menjadi sangat membumi. Alur ceritanya mengalir dengan lancar. Meski sarat dengan muatan dakwah, namun cerpen dari Mantan Ketua LFP Kalbar 2002-2003 ini mampu membuat kita bercermin dari peristiwa di dalamnya. Variasi tema dan garapan konfliknya ditambah dengan ending tak terduga dan perenungan yang dalam membuat kumpulan cerpen ini menjadi sangat istimewa.

Ada 15 cerpen dalam kumpulan ini. Kita bisa menemukan karya yang sarat dengan persoalan sosial dan memiliki nilai-nilai religi, sosial dan humanisme. Buku ini diterbitkan secara mandiri dan indie, sebagai respons penulis atas kerasnya tembok dunia penerbitan sastra kita saat ini. Persoalan ini tentu memiliki peristiwa sendiri yang rumit dan pelik. Ada banyak penulis daerah yang tak terwadahi sama sekali, selain sepi dan kurangnya minat masyarakat terhadap buku-buku sastra. Selain itu, dengan membeli buku ini, Anda juga ikut berpartisipasi untuk membantu pengobatan para penderita LUPUS di Indonesia. Selain berkelana dalam lautan hikmah, Anda sekaligus bisa beramal.

BACA JUGA 
"Aku sedang mencari Tuhan!" katanya pada setiap orang. Awalnya orang hanya tertawa mendengar ucapannya. Mungkin saat itu ia sedang bergurau saja. Tapi lama kelamaan orang mulai menduga ia terganggu kewarasan otaknya.
Satu demi satu orang tidak mau lagi membeli rokok di kiosnya. Khawatir dengan segala perubahannya. Pada akhirnya usahanya terancam rugi dan mau tidak mau ia harus menjual kios beserta isinya untuk dapat bertahan hidup.
Sekarang ia tak punya apa-apa lagi. Cuma tinggal di rumahnya saja. Tapi ia tetap dengan keyakinannya. Tekun memandang cermin di tangannya.
Dalam beberapa hari ini bahkan ia tidak hirau segala-galanya. Tidak makan, minum, mandi, shalat. Dalam tiga hari ini ia bahkan tidak tidur sama sekali.
Tapi sampai juga ia pada puncak keletihan tubuhnya. Malam yang ketiga ia tak sanggup lagi berjaga. Dan ketika ia bangun di pagi harinya ia telah kehilangan bayangan wajahnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post