Isa Bugis lahir di Kecamatan Kota Bhakti, Fidi, Aceh tahun
1926. Ia mengembangkan suatu ajaran yang ia namakan dengan Ummat Pembaru
dan kemudian ummat Islam yang menentang ajaran ini menyebutnya dengan nama
Pembaru Isa Bugis.
Ajaran Isa Bugis berpala Yahudi, dia memandang Agama (Islam)
dari tolok ukur rasio semata dan menolak semua ajaran Islam yang prinsipil
sekalipun jika bertentangan dengan rasionya. Ia menempatkan rasio di atas nash
(Al-Qur'an dan Hadits), oleh karena itulah kebanyakan para pengikutnya kaum
intelektual abangan, di antaranya para dosen Agama Islam IKIP Rawamangun Jakarta
yang telah menerbitkan buku PAAI IKIP Jakarta tahun 1993.
Sebenarnya Isa Bagis pernah diminta pertanggungjawaban oleh
Depag Pusat dan PAKEM Kejaksaan Tinggi Jakarta dalam suatu pertemuan di hadapan
para ulama, seperti Buya HAMKA (Alm.), Prof. Rasyidi dll. yang diadakan di
Masjid Istiqlal tanggal 24 Maret 1969. Hasil rapat memutuskan bahwa Isa
Bugis:
- Tidak cukup berilmu agama atau kapasitas pemahaman agamanya minim.
- Tidak mempunyai methode atau cara berpikir yang benar.
- Penguasaan bahasa Arabnya sangat kurang.
- Ajarannya sangat menyesatkan.
- Pribadinya berambisi besar dan avonturir.
Setelah pertemuan itu, Isa Bugis berkoar-koar di depan para
pengikutnya dan mengucapkan:
AI-Qur'an itu bahasa Araby, bukan bahasa Arab
(serumpun dengan bahasa Arab) tidak ada kaitannya dengan bahasa Arab, oleh
karena itu tidak perlu pintar bahasa Arab dan tata bahasanya.
Tuduhan
yung dilemparkan Isa Bugis kepada orang atau golongan Lain:
- Isa Bugis mengatakan: Air Zam-Zam di Makkah adalah air bekas bangkai-bangkai
orang Arab.
- Isa Bugis mengatakan: Nabi Musa membelah laut dengan tongkatnya adalah
dongeng Lampu Aladin.
- Isa Bugis mengatakan: Nabi lbrahim menyembelih Ismail, diganti dengan
kambing (tercantum dalam firman Allah di dalam Al-Qur'an) adalah dongeng.
- Isa Bugis mengatakan: Ka'bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis
tiap tahun.
- Semua tafsir yang ada harus dimusnahkan.
- Isa Bugis mengatakan: Ulama-ulama dikatakan kampret terbang malam, merusak
buah muda, sebagai kotoran yang dibungkus emas.
- Isa Bugis mengatakan: llmu Fiqh, Nahwu-sharaf, llmu Tauhid dan sebagainya
adalah Syirik, ulama yang mengajarkan ilmu ini harus disingkirkan ke Pulau
Seribu.
- Isa Bugis mengatakan: Departemen Agama departemen acak-acakan.
- Isa Bugis mengatakan: Kurikulum Universitas lbnu Chaldun dan lAIN adalah
kurikulum dukun, jin.
- Isa Bugis mengatakan: Ahlu Sunnah wal Jama'ah terpecah belah, di dalam Islam
banyak pertentangan.
- Isa Bugis mengatakan: Muhammad bin Abd. Wahab dan Tuanku Imam Bonjol adalah
Neo Hambalisme model Arabisme yang bermantel Qur'an Sunnah.
- Isa Bugis mengatakan: Muslimin yang bermadzhab adalah pendukung Arabisme
yang berlagak Ahlu Sunnah.
- Isa Bugis mengatakan: Muhammad Abduh adalah cabang Helinisnie.
- Isa Bugis mengatakan: Djamaluddin AI-Afghani dan KH. Achad Dachlan adalah
Neo Gilgamis yang berbaju Islam.
- Isa Bugis mengatakan: Muhammad bin Abu Bakar, Abdullah bin Umar, Zubair,
Tolhah adalah dzulumat.
- Isa Bugis mengatakan: Utsman bin Afan, Abdurrahman bin Auf, Zahid bin Zabit
adalah dzulumat.
- Isa Bugis mengatakan: Siti Aisyah Khowarij, Abu Hurairah dan Abu Bakar
adalah Annaniyah.
- Isa Bugis mengatakan: Muhammadiyah dan Al-Irsyad penganut Pan Islamisme dari
Neo Gilgamis, bersifat nurdic, dan tidak menghirauan praktek mistik.
- Isa Bugis mengatakan: Mlibaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke
luar tanah Arab adalah pemabuk dzulumat yang haus darah dan harta benda.
- Isa Bugis mengatakan: Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam Kejawen
campuran Shiwa, Wisnu, Budha dengan Islamisme, yaitu Arabisme yang bercampur
Majusi.
- Isa Bugis mengatakan: Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme
Arab.
- Isa Bugis mengatakan: Dagang adalah sistem dzulumat. Pencurian teratur yang
dilindungi undang-undang kapitalis, dimana Islam berada "Kaljasadil Wahid" yang
disembelih oleh tukang-tukang fiqih yang menamakan dirinya Imam Hanafi, Hambali,
Maliki dan Syafi'i, kampret goblok yang berkuda Qur'an; inilah sistem Islamisme
gado-gado Yahudi Majusi yang menimbulkan usul fiqh, Nahwu-Sharaf dan lain
sebagainya. Inilah sunnah yang diciptakan oleh pujangga rombengan yang duduk di
atas permadani domba.
- Isa Bugis mengatakan: Ajaran Qurban pada waktu 'ldul Adha tidak ada dasar
kebenarannya.
- Isa Bugis mengatakan: Indonesia adalah di antara sekian banyak korban-korban
dari akibat kebiadaban Arabisme.
- Isa Bugis mengatakan: Lembaga pembaru adalah Nur, sedangkan orang atau
lembaga yang berada di luar Lembaga pembaru adalah dzulumat, kafir sesat.
- Mengenai hak milik, lsa Bugis berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai hak
milik perseorangan, semua harta kekayaan manusia adalah amanat Tuhan yang
merupakan hak milik bersama yang bersifat komunal.
- Isa Bugis mendialektikakan dan mengilmiahkan kekuasaan Tuhan.
- Isa Bugis berpendapat: Dalam perekonomian, susunan pertanian dimana bumi dan
segenap isinya, adalah milik Allah dan dijadikan milik bersama, tidak ada hak
milik mutlak perorangan atas tanah, tidak ada sewa tanah, tidak ada paruhan,
pertigaan dan sebagainya, siapa yang menggarap dialah yang mengetam, feodalisme
harus dibasmi sampai ke akar-akarnya karena merusak keseimbangan hidup, buruh
dan majikan makan dan berpakain sama, perbedaan jabatan tidak memberikan
konsekuensi kepada perbedaan pembagian nilai-nilai moril dan materiil,
kemiskinan harus dibasmi karena akan menjerumuskan ke dalam kekafiran.
- Isa Bugis mengatakan: Siapa yang menafsirkan dan mengolah AI-Qur'an tidak
menurut AI-Qur'an praktis Sunnah Rasulnya, akan dihadapkan kepada api kemarahan
rakyat tertindas. (hat, 175)
- Isa Bugis membuat tafsir Al-Qur'an yang begitu bebas menurut seleranya sendiri, yang jika dibandingkan dengan tafsir-tafsir lain terdapat banyak perbedaan-perbedaan, Isa Bugis dalam menafsirkan AI-Qur'an kurang memperhatikan lughoh (bahasa Arab), ilmu asbabun nuzuul dan ilmu-ilmu lainnya yang berhubungan dengan AI-Qur'an, sehingga tafsir Isa Bugis bisa menyesatkan orang awam.
Contoh Tafsir Aliran Isa Bugis
Surat Al-Fiil (105): 1;
Aitinya: "Tidakkah engkau (Muhammad)
memperhatikan bagaimana Tuhan menghancurkan pasukan altileri yang membawa
persenjataan berat (meriam/teng baja/panser)."
Isa Bugis mengatakan: Kata Fill yang biasa diartikan dengan
gajah oleb para mufassir itu tidak masuk akal, karena tidak mungkin gajah bisa
hidup di daerah Arab Saudi yang tandus yang tidak ada dedaunan dan
rumput-rumputan untuk makan gajah.
Isa Bugis mengartikan jilbab sebagai pakaian batin yang tidak
bisa dilihat oleh mata dan diraba oleh panca indera manusia. Jadi menganggap
para wanita pada jaman Rasulullah saw yang segera mengambil kain untuk menutup
auratnya setelah adanya firman Allah tentang jilbab itu sebagai dongeng
belaka.
Isa Bugis mengatakan: Saat sekarang masih periode Makkah belum
periode Madinah. Oleh sebab itu shalat, puasa, zakat belum diwajibkan dan
minuman keras belum diharamkan.
Melihat ajaran Isa Bugis yang demikian, maka jangan heran jika
banyak seorang anak muda yang tadinya rajin shalat, dan tidak pernah
minum-minuman keras menjadi pemabuk dan meninggalkan shalat. Begitu juga wanita
yang sudah memakai jilbab kemudian menanggalakan kembali jilbabnya karena
percaya dengan kepercayaan Isa Bugis.
Menurut hasil penelitian Proyek Pengawasan Keagamaan dan
Aliran-Aliran/Faham-Faham Depag Rl, ada sinyalemen gerakan yang dipimpin oleh
Isa Bugis ada hubungannya dengan gerakan komunis Intemasional dalam usaha
meng-come back-kan sisa-sisa G 30 S/PKI di lndonesia.
Sumber: Beberapa Hal tentang Agama dan Aliran
Kebathinan, R.E. Djumali K., Proyek Pengawasan Keagamaan
Aliran-Aliran/Faham-Faham, Depag.
Data kliping tentang sikap LPPI yang menentang keberadaan faham sesat Isa Bugis, dimulai sejak awal tahun 1980-an yang di dalamnya memiliki keterkaiatan erat dengan ajaran atau faham yang termuat dalam Majalah Resmi Bulanan Al-Zaytun:
Buku Pendidikan Afektif Agama Islam (PAAI) IKIP Jakarta
Berpola "Desain Yahudi"
Jakarta - Pelita:
Buku Pendidikan Afektif Agama Islam (PAAI)
karangan Tim Dosen Pendidikan Agama Islam IKIP Jakarta dinilai berpola pada buku
"Desain Yahudi" yang akhir-akhir ini dihebohkan karena dianggap sebagai
propaganda Yahudi.
Ketua LPPI (Lembaga Peneirtian dan Pengkajian Islam) AI-Qalam
Pasar Rumput Jakarta, HM.Amin Djamaluddin, mengungkapkan hal itu dengan
mengharapkan buku PAAI MKDU IKIP Jakarta itu dicabut, karena disamping
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan landasan buku "Desain Yahudi" juga
berdasarkan aliran Isa Bugis yang sudah jelas dilarang. Diantaranya buku itu
tidak mengakui mu'jizat Nabi Nuh berupa perahu, dan mu'jizat Nabi Musa, tongkat
menjadi ular.
Zaghlul Jusuf, editor buku wajib bagi mahasiswa IKIP Jakarta
itu, dalam pengantarnya berterus terang bahwa penulis bab V buku ini Drs.
Chudlori Umar tampak sangat terkesan dengan ungkapan peristiwa sejarah umat
Yahudi yang ditulis oleh Max I Dimont dalam bukunya Jews, God and History, yang
menimbulkan rangsangan pada dirinya untuk mengkaji ulang peristiwa sejarah yang
diungkapkan para penafsir Al-Qur'an. (hlm. 12)
"Apa yang diungkapkan editor itu terbukti, Drs. Chudlori
Umar dalam tulisannya pada halam 63 sampai 127 (isi buku 207 halaman) banyak hal
yang bertentangan dengan ayat Al-Qur'an," ulas H. Amin Djamaluddin.
Dicontohkan, tulisan yang berbunyi:
"Para Rasul sebelum Muhammad dinilai sama fungsinya dengan
kerasulan Muhammad seperti dinyatakan di dalam Al-Baqarah: 285, An-Nisa:162,
As-Syuraa:13 dll. Atas dasar itu apa yang pernah dilakukan oleh para rasul
sebelum Nabi Muhammad saw berarti berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad saw.
Dengan demikian maka kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum
Nabi Muhammad saw adalah pegangan atau kitab suci bagi umat Islam."
Ungkapan tersebut menurut Amin Djamaluddin, sebagai
ketidakpercayaan atas sempurnanya AI-Qur'an, hingga perlu menjadikan kitab-kitab
suci sebelumnya sebagai pegangan bagi umat Islam. Lebih tidak masuk akal lagi,
menurut Amin, isi halaman 64-65 bahwa seluruh ayat Al-Qur'an yang mengungkapkan
sunnah nabi Adam sampai dengan sunnah Nabi Musa itulah Taurat. Seluruh ayat
Al-Qur'an yang mengungkapkan sunnah Nabi Adam sampai dengan sunnah Nabi Daud
itulah Zabur. Seluruh ayat Al-Qur'an yang mengungkapakan Sunnah Nabi Adam sampai
dengan Sunnah nabi lsa itulah Injil, dan seluruh ayat yang mengungkapkan sunnah
Nabi Adam sampai dengan Sunnah Nabi Muhammad saw itulah Al-Qur'an. Pemahaman
semacam itu berarti menjadikan AI-Qur'an itu dikapling-kapling hingga
berkeping-keping," ucap Amin Djamaluddin.
Selanjutnya buku IKIP Jakarta itu pada halaman 72,78,79 dan 65
berisi uraian yang tidak mempercayai mu'jizat Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa.
Mu'jizat Nabi Nuh berupa perahu diartikan ibarat perahu yang menyelamatkan
manusia. Tongkat Musa yang berubah menjadi ular hanya disebut laksana ular,
lautan yang terbelah disebut membelah lautan pasukan Fir'aun, Isa mengobati
penyakit belang diibaratkan ajaran yang telah semrawut bagaikan kulit yang telah
kena penyakit campak.
Menurut Amin Djamaluddin, pemahaman itu bertentangan dengan
ayat-ayat Al-Qur'an. Misalnya tentang perahu Nabi Nuh Jelas-jelas ada dalam
AI-Qur'an dibeberapa ayat: QS 11: 25-43; QS 37: 75-82; QS 23: 23-30; QS 54:
11-15. Dengan demikian pengarang buku ini, katanya, memanipulasi ayat-ayat
AI-Qur'an dengan memberikan kata ibarat dalam kisah-kisah yang terdapat pada
Al-Qur'an. Faham yang tidak percaya kepada mu'jizat nabi-nabi semacam itu
adalah faham pengikut Isa Bugis.
Padahal faham Isa Bugis sudah dilarang di antaranya melalui
SKBK PAKEM (Badan Kordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan) Jawa Barat
No:B-8302/Kep/PAKEM/1968, Bandung tanggal 22 0ktober 1968 tetang Larangan
Kegiatan Penyebaran dan Penganutan Ajaran Lembaga Pembaru (Isa Bugis), JPID
Darul Hadits, Islam Murni, Jemaah Pengajian AI-Hidayah, Jama'ah Qur'an Hadits,
Djamaah Amirul Mukminin.
Buku Pendidikan Afektif Agama Islam IKIP Jakarta itu pemah
dipersoalkan oleh pembaca dan disarankan agar ditarik dari peredaran sebagaimana
buku modul 1-2 yang diterbitkan Universitas Terbuka yang salah satu pengarangnya
adalah anggota Tim IKIP itu, dinilai menyesatkan. (Pelita, 21/7/1990).
Buku PAAI IKIP Jakarta itu disusun oleh satu tim beranggota
enam orang: Drs Noor Rachmat, Drs. Chudlori Umar, Drs. Djaelani Husnan, Dra.
Hamida, Drs Ali Amran, dan Dr HZ Jusuf, SH.
Ketua LPPI menghimbau MUI (Majlis Ulama Indonesia), Departemen
Agama, dan Kejaksaan Agung untuk meneliti secara seksama buku tersebut dan
secepatnya diberedel. Karena buku yang dinilai menyesatkan tersebut dijadikan
buku wajib bagi mahasiswa IKIP. Pelita, Sabtu, 12 Juni 1993/21 Zulhijah 1413
H.
Moch Chudlori Umar dosen IKIP Jakarta yang tidak menolak ketika
disebut sebagai pendukung setia aliran Isa Bugis tampak tidak mampu
mempertahankan lontaran-lontarannya tentang penafsiran Al-Qur'an. Dosen yang
dikenal mengacu kepada buku Desain Yahudi itu tidak punya alasan kuat ketika
lontaran-lontarannya dikeroyok oleh dua doktor dan lima penyanggah dalam seminar
di IKIP Jakarta, Sabtu (26/3).
Chudlori yang termasuk salah seorang tim penulis buku
Pendidikan Afektif Agama Islam untuk IKIP Jakarta ini tampil sebagai pemrasaran
pada sesi kedua dalam seminar Islam in focus I yang bertema Al-Qur'an dan
tantangan Zaman. Seminar sehari yang diselenggarakan Hima bahasa Arab IKIP
Jakarta ini mengundang pembanding Dr Ahsin Muhammad Asyrafuddin alumni Fakultas
llmu Al-Qur'an Univereitas Madinah dan Dr Ahmad Satori alumni Adab dari Mesir
untuk menghadapi Chudlori. Pada sesi pertama tampil Rifat Syauqi Nawawi sebagai
pengganti rektor IAIN Jakarta. Pembandingnya adalah Dr Hidayat Nur Wahid alumni
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Madinah dan Surahman Hidayat MA alumni
Fakultas Syariah Al-Azhar Mesir.
Chudlori mengemukakan pemikira-pemikiran yang diulang-ulangnya
mengenai ketidakyakinannya tentang mu'jizat. Dia tidak terima kalau
'ashoo itu diartikan tongkat yang kaitannya dengan Nabi Musa, dan tidak
yakin tsu'ban dan beberapa kata lainnya yang berkaitan dengan tongkat
Musa itu bemakna ular. Sedang kata alqo, Chudlori tidak mau kalau itu maknanya
melemparkan, tetapi maunya mengenalkan. Sehingga menurut Chudlori, maksud dan
ayat-ayat yang selama ini dimaknakan tongkat Musa berubah jadi ular itu adalah
perintah agar Musa mengenalkan Taurat kepada jama'ahnya, karena kata
ashoo dalam kamus, menurut Chudlori, bisa berarti jama'ah.
Disanggah
Terhadap lontaran seperti ini, Dr. Ahsin Muhammad yang hafal
Al-Qur'an dan satu-satunya doktor ilmu Al-Qur'an di Indonesia (waktu itu pen.)
dari Madinah ini bertanya: "Kalau 'ashoo diartikan jama'ah, bukan
tongkat, apakah mungkin hanya untuk menghalau kambing saja dengan jama'ah
seperti dalam surat Thoha:18?"
Pertanyaan senada juga diajukan oleh Dr. Ahmad Satori:
"Bagaimana mengartikan Wadhrib bi'ashookal hajar (dan pukulkan tongkatmu pada
batu itu) apakah bisa diartikan: dan pukulkan jama'ahmu pada batu itu?"
tanyanya disambut tertawa hadirin yang padat memenuhi ruangan.
Demikian pula kata alqoo yang diartikan Chudlori
kemungkinan berarti 'bertemu" disanggah oleh Dr. Ahsin dan Satori. Dengan
mengartikan alqoo bertemu, maka Chudlori mengartikan wa an alqi 'ashooka
menjadi: perkenalkanlah Taurat ini kepada jamaah anda.
Sanggahan dua doktor itu: kata alqoo itu beda artinya
dengan laqiya yang artinya bertemu. Alqoo, di kamus manapun
artinya thoroha, melemparkan. Namun kemudian Chudlori tampak ngotot dengan
argumen yang kontradiksi, yaitu dalam pembicaraan maupun dalam makalah. Chudlori
merujuk pula pada kamus bahkan termasuk kamus bahasa Indonesia Yus Badudu tetapi
ketika disanggah bahwa dikamus manapun alqoo ifu artinya thoharo,
Chudlori berbalik lidah bahwa kamus-kamus itu kan untuk para pemula. Kamus yang
tertinggi itu Al-Qur'an itu sendiri, kata Chudlori.
Para hadirin tampak merasa heran mendengar alasan ilu. Apalagi
dikaitkan dengan penafsiran Chudlori bahwa Al-Qur'an itu bukan bahasa Arab dalam
arti umum tetapi bahasa Quraisy, yaitu sebagai salah satu ras atau rumpun bahasa
Arab, dengan mengibaratkan seperti orang Betawi dan orang Jawa atau Sunda dalam
kaitannya dengan bahasa Indonesia. Pengibaratan ini disanggah oleh Dr. Satori,
doktor sastra Arab, bahwa perbedaan bahasa Quraisy dengan suku Arab lainnya
seperti Bani Tamim dan lain-lain itu hanya beda lahjah (dialek, pengucapan),
bukan beda bahasa. Beda sekali bila dibandingkan Betawi dengan Jawa atau Sunda
yang masing-masing bahasanya sangat beda.
Tampak Sesukanya
Chudlori tampak sesuka hatinya dalam menafsirkan ayat,
diantaranya kata aqshol madiinah (pinggir kota) diartikan kalangan elit
masyarakat dalam kasus Musa diberi tahu oleh seorang laki-laki bahwa ia akan
dibunuh Fir'aun. Dr. Ahsin bertanya: Sebesar apa kota Mesir disaat itu, dan
kenapa tidak mungkin berita itu didengar orang pinggir kota? Dan dalam kaidah,
kalau ada dua kata ma'rifah (definitif/sudah tentu), maka kata yang kedua itu
maksudnya juga yang pertama. Maka aqshol madinah ya tetap berarti pinggir kota
di Mesir itu. Tegas Dr. Ahsin.
Lontaran-lontaran Chudlori Umar tampaknya aneh, karena ia
menganggap tidak mungkin bahwa alfiel dalam Al-Qur'an itu berarti gajah, alasan
Chudlori hanya karena melihat kini negeri Yaman padang pasir. Pembanding nampak
terpaksa mengajukan bukti sejarah bahwa Musailamah Al-Kadzdzab membuat surat
tandingan tentang alfiel/gajah. Gajah, apakah kamu tahu, apa itu gajah, gajah
yaitu yang mempunyai belalai panjang. Dan dalam sejarah Yaman dahulu dikenal
negeri subur. Kenapa hal itu diingkari, ulas pembanding.
Seperti diketahui, Chudlori adalah salah seorang dari tim
penulis buku untuk IKIP Jakarta yang selama ini banyak mendapat protes. Pernah
diberitakan Pelita, Buku Pendidikan Afektif Agama Islam karangan Tim Dosen
Pendidikaan Agama Islam IKIP Jakarta berpola pada buku "Desain Yahudi" yang
akhir-akhir ini dihebohkan karena jelas-jelas sebagai propaganda Yahudi.
Maka buku itu perlu dicabut oleh pihak yang berwenang agar tidak meracuni
calon-calon pendidik bangsa.
Ketua LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) Al Qalam
Pasar Rumput Jakarta, HM. Amin DJamaluddin, mengharapkan buku PAAI MKDU IKIP
Jakarta itu dicabut, karena disamping menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan
landasan buku "Desain Yahudi" juga berdasar aliran Isa Bugis yang sudah jelas
dilarang. Di antaranya buku itu tidak mengakui mu'jizat Nabi Nuh berupa perahu,
dan mu'jizat Nabi Musa tongkat menjadi ular.
Zaghlul Jusuf, editor buku wajib bagi mahasiswa IKIP Jakarta
itu, dalam pengantarnya berterus terang bahwa penulis bab V buku ini Drs.
Chudlori Umar tampaknya sangat terkesan dengan ungkapan peristiwa sejarah umat
Yahudi yang ditulis oleh Max I Dimont dalam bukunya Jews, God and
History, yang menimbulkan rangsangan pada dirinya untuk mengkaji ulang
peristiwa sejarah yang diungkapkan para penafsir Al-Qur'an (hlm. 12).
Beberapa mahasiswa IKIP Jakarta seusai seminar merasa tidak
khawatir lagi dengan pemikiran Chudlori Umar. Karena dalam seminar Chudlori
hampir tidak dapat berkutik dihujat peserta. Bahkan Suprityanto dari Tanjung
Priok menyebutnya dia tidak layak mengaku sebagai kaum Nabi Muhammad saw.
Pelita, Selasa, 29 Maret 1994/16 Syawal 1414 H
Sumber: Penyimpangan dan Kesesatan Ma'had Al-Zaytun, M.
Amin Jamaluddin
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam
Indonesia