Adakah setetes embunyang menyejukkan..sang mentari, biarkan menjadi saksiPerjuanganmu "wahai pemuda'..
Seorang Pemuda di
tengah perjalanannya, terhenti karena taman bunga yang terlintas pandangannya.
Bukan karena aroma bunga, tapi karena “Kupu-Kupu” yang berterbangan dengan elok
dan cantiknya. Hingga akhirnya ia merasa lelah dan berbaring di kursi bawah
pohon yang rindang. Matanya terus tertuju pada kupu-kupu yang terbang,
sana-sini hinggap di hamparan bunga yang sedang mekarnya.
Tiba-tiba imajinasinya
melayang, memikirkan bagaimana proses terjadinya makhluk yang Indah dan cantik
tersebut. Sejenak dia berpikir : Dulu, ia hanya seekor ulat yang buruk rupa,
hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya
berakhir di makan burung atau serangga pemangsanya. Setelah matang menjalani kehidupan
sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong.
Badanya terbujur kaku menggantung di dahan dan dedaunan. Ia tak peduli walau
siang hari panas terik menyengatnya, dan malam hari dingin menusuknya. Bahkan
tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh di tempatnya bersemedi
untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan. Beberapa waktu kemudian, akhirnya
keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah
memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujut
semula. Dan kini ia telah mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk
menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis sang kupu-kupu: dari
telur ia menetas menjadi ulat, dari ulat ia menempa di dalam kepompong, dan
dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan. Tahap kehidupannya
ia jalani dari generasi ke generasi, tanpa ada satu tahap pun yang dapat ia
lompati. Tak ada seekor kupu-kupu manapun yang langsung menetas dari telur,
malainkan keluar dari kepompongnya.
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.