Blogger Kalteng

[Hikmah] Kemana Mengadu, Jika Aku Lelah?

Tidak mudah hidup dalam perantauan, menangiss udah jadi rutinitas untuk mencurahkan semua kerja keras yang belum terbayar penuh. Asa diri untuk bekerja tidak dapat dibendung lagi, semua karena tuntutan hidup dalam proses perjuangan untuk meniti masa depan nantinya. Belum lagi hutang yang kian bertambah, permasalahan lainnya yang terus muncul, urusan-urusan yang belum sempat diselesaikan, semua menunggu untuk dipenuhi dan dijalani. Lelah dan kadang aku merasa tidak mampu lagi untuk menjalani semua proses ini, ada kalanya aku merasa bosan dalam ketidakmampuan ini. Sudah banyak lembaran surat lamaran ku ajukan ke mana-mana, belum ada panggilan.

Palangka Raya kota Cantik katanya, bulan April ini panas. Cuaca panas ini membuat semua perjalanan semakin melelahkan. Hmm aku letih, dan tidak tahu harus mengadu ke siapa, mungkinkan seperti lirik lagu Ebit G. Ade "cobalah tanya pada rumput yang bergoyang" adalah jawaban untuk semua ini. Belum lagi aku terperangkap kata dari penggalan film Sang Pemimpi "bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu", di ujung khayalan ini akupun tersadar bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya".

Artinya, semua perjungan yang ku lakukan selama ini belum maksimal. Semua masih sampai pada persimpangan untuk mencari kemana jalan ini akan ku sudahi. Doa yang kulakukan belum waktunya untuk di kabulkan, karena aku percaya bahwa "Tuhan tidak memberi apa yang kita minta, tapi memberi apa yang kita butuhkan". Serangkaian adagium itu yang membuatku terus memaksimalkan daya pikir dan nalar untuk merangsang etos kerja selama ini. Sehingga aku tidak mudah untuk terperangkap tipu muslihat dari mimpi yang ku ukir.

Hingga sampai saat ini tidak ada yang bisa ku banggakan dari diri ini, bercerminpun terasa malas, jika bukan karena rambut yang harus ku sisir rapi, kumis yang harus ku cukur, dan jenggot yang harus ku tata rapi, mungkin aku tidak akan pernah mau untuk bercermin. Apakah aku mengeluh? Apakah aku tidak bersyukur? Permasalahannya berbeda, aku bukan mengeluh dan bukan juga tidak bersyukur, hanya saja ini adalah suara hati yang kian tak tertahan, jadi sangat manusiawi jika aku sedikit berbagi untuk mencurahkannya.

Sahabat #bloggerkalteng yang membaca tulisan ini, jangan pernah berhenti untuk berjuang, terus semangat, penyesalan pasti ada, namun haruskah kita terus terpuruk? Haruskah kita terdiam tanpa ada perlawanan? Jika seandainya besok diumukan Hari Kiamat dan di tanganmu ada biji tumbuhan, maka tanamlah.

Yandi Novia
#bloggerkalteng
Sore, usai menyantap bakso, Kota Cantik Palangka Raya diguyur hujan.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post