Blogger Kalteng

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Menjadi Juri Cerdas Cermat



Dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas anak-anak Sekolah Dasar se-Kecamatan Cempaga Hulu, PT. Windu Nabatindo Abadi bergerak bersama guru-guru di sana melaksanakan kegiatan Lomba Cerdas Cermat antar sekolah yang berada di lahan perkebunan sawit 30 menit perjalanan dari Kecamatan Pundu. Cerdas Cermat kali ini mengangkat tema Raihlah Prestasimu dengan Berkompetisi Secara Sportif, diikuti oleh 6 Sekolah Dasar yang dibawah kawasan perkebunan sawit di sana.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Desember 2013 yang bertempat di SD Bumi Tama Guna Jaya Agro, merupakan Sekolah Swasta Binaan PT. Windu Nabatindo Abadi, dengan 300 peserta didik yang tidak bisa diremehkan kualitas mereka secara intelektual. Terbukti dengan soal-soal yang diberikan pada saat lomba, jika di presentasekan 90% mampu mereka jawab.


Pada kesempatan kali ini, yang diundang sebagai dewan juri adalah 4 (empat) Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang kredibilitas dan mumpuni dalam disiplin ilmu-ilmu pendidikan. Rakhdinda Dwi Artha Qairi (Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2009), Budin, S.Pd (Alumni PGSD UM Palangkaraya angkatan 2008), Priyono, S.HI (Alumni Ahwal Al-Syakhsyiyyah angkatan 2008), dan saya sendiri Yandi Novia (Mahasiswa Ahwal Al-Syakhsyiyyah angkatan 2010). 

Saat pertama mendengar undangan dari perkebunan sawit untuk menjadi dewan juri Cerdas Cermat yang terpikirkan oleh kami adalah, “kita akan ke hutan rimba, yang tak ada pohon-pohon hijau, dan yang ada hanya berhektar-hektar pohon sawit, tak punya keistimewaan”, dan bahkan teman saya Rakhdinda Dwi Artha Qairi berpikir “bocah-bocah pedalaman yang kurang akan informasi dari luar, tak beralas kaki, dan cengengesan ditengah terik mentari”, ternyata semua terbantahkan. Ada mutiara-mutiara yang masih suci di sana, kecerdasan berpikir anak-anak Laskar Pelangi yang mereka warisi. Semangat menuntut ilmu membara. Walaupun kegiatan sekolah di sana dibagi menjadi dua shif pagi dan siang, dan di sinilah rahasia kecerdasan mereka. 

Walaupun kegiatan sekolah dibagi antara pagi dan siang, anak-anak yang sekolah siangpun berangkat sekolah pagi, dan sembari menunggu jadwal mereka masuk, para guru-guru memasukkan seluruh anak-anak ke perpustakaan, membaca dan bermain. Dan bergantian ketika yang pagi selesai kegiatan proses belajar mengajar, mereka tak lantas pulang, tapi menunggu jemputan yang bersama-sama anak-anak yang masuk pada jam siang, karena mobil jemputan yang dating pada sore hari, mengingat jangkauan tempat tinggal ke sekolah 30 menit perjalanan. Dan lagi-lagi yang mereka lakukan adalah membaca dan bermain. Hingga jam pulang tiba.

Suatu budaya yang tak ada di Kota Cantik Palangka Raya, sangat jauh beda dengan anak-anak yang berada di Kota. Hingga kami yang dihadirkan di sana merasa terkagum-kagum. Apa lagi pada penghujung acara Lomba, ditampilkan puluhan anak yang bernyanyi dengan Bahasa Inggris, tanpa terbata-bata. Suatu budaya yang luar biasa yang kami temukan. Ada satu kekuatan yang kami temukan, sampai-sampai air mata menetes tak terasa melihat semangat anak-anak di sana. Merekalah mutiara yang harus dijaga, jangan biarkan ia tumbuh tak berkilau. Jadikan ia sebagai jawaban atas permasalahan-permasalahan masa depan. (dyn)

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post