Blogger Kalteng

Ku Tautkan Asa di Lingkar Pena



KU TAUTKAN ASA DI LINGKAR PENA
Karya Fitri Rahmawati (iChi)

Menulis… ya, menjadi penulis adalah impian dari sebagian orang, begitupun aku. Aku tak ingin melewatkan setiap detik yang berlalu dalam hidupku tanpa goresan pena, yang mungkin akan menghantarkanku satu atau sepuluh tahun mendatang, bersama memori di masa kini.
Semua itu berawal sejak aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Aku menulis apa saja yang aku alami dalam diary kecilku, diary berwarna pink kesayanganku. Kemampuanku merangkai kata bak samar-samar kicauan burung di pagi hari.
Seiring berjalannya waktu, aku telah memasuki masa Sekolah Menengah Pertama. Aku semakin sering menulis, mulai belajar merangkai kata demi kata, mencurahkan apa yang ku rasa.
Sering kali ketika pelajaran Bahasa Indonesia di kelasku, aku diminta Ibu guru membacakan puisis. Sampai suatu ketika, aku memberanikan diri untuk mengikuti lomba membuat puisi di Balai Bahasa. Yah, walaupun tidak menang, tapi itu menjadi pengalaman berharga bagiku.
Satu lagi pengalaman yang tak terlupakan, ketika aku mendapatkan tugas membuat cerpen untuk tugas akhir kenaikkan klelas dan aku harus menyelesaikannya saat aku dirawat di rumah sakit karena penyakit tifus.  “Tetap semangat dik”, ucap kak Lia, kakak tingkat yang selalu mendukungku dalam menulis. Aku belajar banyak darinya.  Tapi aku senang, “alhamdulillah” ucapku, sembari tersenyum saat mengetahui cerpenku menjadi salah satu yang terbaik.
Sekolah terbaik, sekolah favorit… kini aku telah menjadi siswi di salah satu Sekolah Menengah Atas terbaik di kota tempat tinggalku.
Entah mengapa aku mulai meninggalkan kebiasaanku menulis setiap yang aku alamai. Mungkin karena terlalu sibuk dan padatnya jadwal kegiataanku. Kalaupun menulis, disela-sela waktu, aku hanya membuat puisi, tak lagi membuat cerpen.
“Aku bingung menulis apa lagi” “Ah, ingin ku robek saja kertas-kertas ini”, gumamku dalam hati. Tak jarang ketika kondisi dan situasi tidak mendukung, menulispun seperti tak ada inspirasi.
Pada masa SMA ini, aku lebih sering mengikuti lomba musikalisasi puisi, sampai menjadi pemenang pada lomba pekan bahasa tingkat SMA sederajat tingkat kota.
Mentari mulai menampakkan sinarnya. Bias kesejukkan embun begitu terasa, seperti semangatku di pagi ini. Bagaimana tidak, karena kini aku telah menjadi mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama di kotaku. Aku bukan lagi siswi, bukan lagi anak-anak, dan tak lagi bermain-main sesuka hati. Mulai lebih mengonsep hidup, memperbaiki diri.
Tulisan pertamaku di dunia kampus ini adalah ketika ospek, sebuah surat untuk kakak tingkat. Dan berawal darinyalah aku mendengar tentang Forum Lingkar Pena, yang sebelumnya tak pernah aku ketahui. “Tulisanmu bagus dik” kata bang Yan. Aku hanya tersenyum kepadanya.
“Tau tentang Forum Lingkar Pena”, sambung bang Yan lagi. “Tidak bang, apa itu?” ,tanyaku. Dan ia pun menjelaskan tentang Forum Lingkar Pena kepadaku.
Tiada kata yang tak bermakna…
Baru satu tahun belakangan ini aku mengetahui tentang Forum Lingkar Pena, walau tak terjun langsung di dalamnya. Aku suka menulis, ya sangat suka menulis. Karena aku dapat mengungkapkan apa saja lewat tuliskanku. Berbagi cerita tanpa harus bertatap muka.
Kini biarkan aku terbang bersama angin yang menghantarkan debu-debu menjadi satu. Menari dan menautkan asaku di lingkar pena.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post