Blogger Kalteng

IMM Kalteng; Pilpres Kembalikan Pada Hati Nurani


Oleh : Yandi Novia
Ketua DPD IMM Kalimantan Tengah
"Persembahan untuk para kader IMM Kalimantan Tengah)

Timeline menjelang pilpres hampir isinya black campaign dan negative campaign. Sebuah resiko yang harus diterima negara yang menganut sistem negara Demokrasi terbuka. Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.
Perbedaan black campaign dan negative campaign ?
Black Campaign biasanya hanya berupa tuduhan yang tidak berdasarkan fakta. Sedangkan Negative Campaign merupakan satu pengungkapan fakta kekurangan dari salah satu calon. Inilah kondisi hari ini. Idealnya para calon pemimpin ini bersaing untuk memberikan gagasan terbaik untuk Indonesia dan tentunya menggunakan cara-cara yang santun dalam menggambil hati para calon pemilih.
Keluar besar Ikatan Mahasiswa Muhamamadiyah (IMM) Kalimantan Tengah dengan sandaran slogannya yang telah dijiwai para kader dan anggotanya yaitu “Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual”, adalah para mahasiswa yang memilih dengan hati didasarkan pada kesadaran konsep visi dan misi calon Presiden dan Wakil Presiden. Untuk itu tidak ada kata dan tidak ada waktu bagi IMM melakukan black campaign dan negative campaign.
Apapun pilihan dan siapapun yang terpilih (Jokowi-Jk atau Prabowo-Hatta) IMM Kalteng siap mengawal sebuah perubahan, mereka adalah amanah yang dipundak merekalah tumpuan harapan segenap bangsa Indonesia. Mereka menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden bukan untuk dicari kesalahan dan kekurangannya, bukan untuk dicela karena kesalahan masa lalunya, bukan untuk dihakimi, dan bukan pula untuk disanjung-puja karena prestasinya, tapi mereka ada untuk sandaran bangsa dan kita sebagai rakyat wajib ikut serta dan terjun langsung membantu dan terus berjuang bersama untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
Kita adalah satu dalam selimut merah putih untuk bangkit bersama, bukankah lebih baik kita menjaga aib mereka? Logika sederhana, apakah bisa dikatakan baik seorang istri yang menceritakan aib suaminya atau keluarganya kepada orang lain? Bukankah tindakan menjaga kehormatan dan aib antar sesama itu adalah hal yang terpuji? Katanya Rakyat Indonesia itu cerdas?
Cerdas memilih dan menentukan nasibnya. Bangsa Indonesia mempunyai hati, yang dengan hati itulah mereka akan menentukan sebuah pilihan. Kadang saya berpikir, pantaskah kita menilai seseorang dari kesalahannya? Akankah lebih baik kita menilai seseorang dengan kebaikkan yang pernah ia lakukan, dalam kondisi yang seperti inilah terjadi perbedaan cara pandang. Kembalikan pada hati nurani adalah jalan yang terbaik untuk dilakukan. (dyn)


Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post