Pada ornamen Dayak Ngaju terdapat elemen-elemen yang membentuk
suatu ornamen tertentu, dasar geometrisnya beragam pula. Pada setiap ornament
terkandung makna tertentu yang disesuaikan dengan aplikasi medianya. Ornamen
ini sering digambarkan pada peralatan rumah tangga, pada dinding rumah,
perhiasan-perhiasan, baju tradisional, dan peralatan lainnya.
Kecenderungan masyarakat Dayak Ngaju dalam menggunakan
bentuk-bentuk ornamen ditemukan dalam berbagai benda seni, serta
bangunan-bangunan bersejarah serta bangunan modern. Bentuk-bentuk ornamen itu
amat mudah dikenali sampai sulur-sulur yang terukir sekeci-kecilnya.
Kecenderungan pembuatan ornamen yang dibuat bukan oleh para ahli juga dijumpai.
Ornamen Batang Garing Belum
Ornamen berikut merupakan ornamen Batang Garing Belum, Batang artinya
pohon Belum berarti hidup, untuk kataGaring dalam
bahasa Dayak Ngaju diartikan secara baku merujuk pada kata lain yang
melengkapinya, secara semiotik kata tersebut muncul dalam bentuk simbol hasil
konvensi dari masyarakat Dayak Ngaju, sebagai contoh sebagai berikut:
1) Telur ayam yang berisikan cairan yang hidup, terdiri dari dua
macam cairan
bening dan cairan kuning, cairan bening itulah yang disebut "Garing"
sedangkan cairan kuning disebut "bulau" jadi di
sini kata Garing berarti cairan
kuning yang hidup (awal kehidupan).
2) Garing tarantang, berarti anak kandung sendiri
(berawal dari cairan).
3) Garing tabela belom, berarti anak-anak muda usia
(Garing muda).
4) Garing tukang tuyang, berarti anak atau bayi yang
sedang dalam ayunan.
5) Katil Garing , berarti bangku panjang tempat
duduk (biasa dipakai oleh para
Basir).
Dari contoh ini dapat dipahami bahwa kata garing tidak
mempunyai makna khusus, namun makna kata tersebut merujuk pada kata yang lain
yang melengkapinya. Sehingga secara lengkap kata Batang Garing Belum memiliki
makna “pohon hayat atau pohon kehidupan”.
Ornamen Batang Garing Belum
Bentuk dasar ornamen Batang garing belum adalah
bentuk organis yaitu bentuk tumbuh-tumbuhan, tumbuhan ini sebenarnya tidak
ada namun hanya sebuah kiasan lukisan dari sebuah cerita religius masyarakat
Dayak Ngaju, tumbuhan ini unik karena memiliki bagian dari beberapa tumbuhan
yang berbeda.Bentuk visual ornamen ini juga terdapat beberapa bentuk benda
geometris, bentuk itu berupa mata tombak, dan gong. Dalam tabel Visualnya
sebagai berikut:
No (Nama) (Ornamen Bentukan yang dirujuk) (Dasar
Bentuk)
1 Bunu (Mata
tombak bunu) Geometris
2 Runjan (Tempayan) Geometris
3 Musu
lamiang Manyang Pinang dengan manik-manik kaca Tumbuhan
dan Geometris
4 Kambang
bulau Bunga Tumbuhan
5 Dandang
Tingang Bulu ekor enggang Mahluk hidup
6 Bungking Batang
pohon yang membesar seperti tumor Tumbuhan
7 Garanuhing Benda
berbentuk bulat yang menimbulkan bunyi gemerincing Geometris
8 Suling
ringung tingang Ranting pohon Tumbuhan
9 Badil
Tambun Laras senjata Geometris
10 Tampung
penyang Buah berbentuk penyang Tumbuhan dan Geometris
11 Batang
meriam Laras senjata meriam Geometris
12 Upak
timpung Kulit kayu dari kain -
13 Tisin Cin-cin Geometris
14 Duhi
simbel Duri Tumbuhan
15 Duhung Mata
tombak Geometris
16 Garantung Gong Geometris
Secara terperinci makna yang terkandung pada ornamen Batang
Garing Belum sebagai berikut:
Batalunjuk bunu, artinya ujung pohon garing itu berbentuk tombak,
maknanya adalah pengabdian hidup manusia adalah satu yaitu untuk Tuhan sehingga
segala perilaku manusia harus sesuai dengan kemauan Tuhan, rela berkorban
dengan keberanian yang tinggi.
Garing belum habusung runjan, haparuruk nyalung kaharingan belum,
artinya Garing hidup dan tumbuh di atas sebuah belanga (tempayan), mengandung
makna kekayaan dan kemakmuran yang diberikan Tuhan.
Mamusu Lamiang, artinya pohon ini memiliki mayang seperti halnya
pohon pinang, maknanya adalah manusia berkewajiban mengandung dan melahirkan
generasinya membawa sifat asalnya yang suci, serta membawa makna semangat hidup
yang dimiliki manusia untuk terus berkembang.
Kambang bulau tapurai bulan, artinya pohon garing memiliki bunga
emas dengan kelopak yang terbuka. Maknanya adalah manusia harus berkembang
menjadi contoh kepada masyarakat serta menjadi teladan dan berguna bagi
masyarakat.
Dawen riak renteng dandang tingang, artinya pohon garing berdaun
ekor tingang, maknanya adalah manusia harus bisa mengendalikan diri serta
memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi hidup jangan sampai kehilangan
arah, bulu ekor tingang juga memaknai kehidupan manusia dengan warna
putih-hitam-putih, putih yang pertama menandakan manusia itu dilahirkan suci
oleh Tuhan, melambangkan dunia pralahir, kemudian warna hitam melambangkan
kegelapan yang dilalui manusia, melambangkan duniawi, serta warna putih lain
melambangkan manusia yang disucikan oleh Tuhan, melambangkan dunia akhirat.
Dengan lambang ini pula manusia diharapkan bisa menjaga dan memelihara alam
beserta isinya.
Habungking bakam batu, artinya dahan pohon yang tidak mengalami
perkembangan namun masih hidup dan masih memberi nutrisi pada pohon tersebut,
maknanya adalah bahwa hidup manusia harus memiliki persiapan, atau bekal dalam
hidup, bekal ini nantinya yang akan dibawa pada saat berada di sorga. Bekal ini
adalah perbuatan yang baik yang seturut dengan keinginan sang Pencipta.
Mamotok garanuhing kurik, artinya pohon garing menghasilkan bakal
buah garanuhing kecil berbentuk bulat menggantung, garanuhing adalah salah satu
alat musik yang dipakai para penari wanita jaman dulu yang dikenakan di bagian
pegelangan kaki dan tangan berbunyi gemerincing, jernih dan indah. Maknanya
adalah setiap ucapan yang kita keluarkan haruslah bersifat bersih,
jujur dan suci sama seperti bunyi garanuhing, hendaknya juga setiap ucapan manusia tidak melukai perasaan manusia lainnya, melainkan memberikan hiburan bagi orang lain.
jujur dan suci sama seperti bunyi garanuhing, hendaknya juga setiap ucapan manusia tidak melukai perasaan manusia lainnya, melainkan memberikan hiburan bagi orang lain.
Mamating suling ringung tingang, artinya garing beranting suling
yang suaranya indah menghanyutkan. Suling tersebut terbuat dari tanaman sejenis
bambu (dalam bahasa dayak disebut humbang), ini melambangkan kehadiran generasi
penerus dalam sebuah keluarga. Maknanya adalah keharmonisan dan kebahagiaan
setiap keluarga harus diusahakan secara bersama-sama dan adanya gotong royong
antara setiap anggota keluarga, ranting ini akan berkembang begitu pula dengan
kehidupan manusia, walaupun mengalami perkembangan manusia harus selalu membina
hubungan yang baik antar anggota keluarga.
Baedan badil Tambun, artinya pohon garing mempunyai dahan dari
laras senjata, mengandung makna bahwa kita sebagai manusia agar selalu ingat
akan Tuhan dalam hidup dan kehidupan serta membangun tanah kelahirannya agar
tidak lupa dari mana asalnya, agar manusia selalu ingat dari mana ia berasal
sehingga segala perbuatannya haruslah dapat memuliakan Tuhan.
Mamua bulau tampung Penyang, artinya pohon ini memiliki seikat
buah emas dengan tangkai Penyang, maknanya adalah bahwa manusia itu hidup harus
dapat menghasilkan buah sehingga hidup itu tidak sia-sia, untuk menghasilkan
buah ini manusia harus melakukan perbuatan yang baik dan benar sejalan dengan
keinginan Pencipta alam semesta. Hasil dari kerja keras inilah yang nantinya
memberikan jaminan kepada manusia akan mendapatkan tempat di karajaan lewu
tatau (sorga)
Batang meriam, artinya pohon ini memiliki batang dari laras
meriam, mengandung makna bahwa manusia sesungguhnya adalah mahluk yang berakal
budi dan mempunyai tingkat tertinggi dari semua mahluk ciptaan Tuhan, manusia
dapat berbuat baik bisa juga menjadi perusak. Manusia diberikan kekuatan untuk
menguasai alam oleh sang Pencipta, manusia dituntut untuk saling menjaga dan
melindungi alam dengan menggunakan akal budinya
Upak timpung sangkalat laut, artinya pohon ini berkulitkan kain,
kain ini berwarna-warni, maknanya adalah bahwa manusia itu memiliki beragam
suku bangsa yang berbeda beda maupun memiliki perilaku yang berbeda-beda pula
pada setiap orang namun di mata Tuhan semua sama.
Habuku tisin pangrikir bintang, artinya batang garing memiliki
cin-cin, maknanya adalah Tuhan memberikan cahaya kepada manusia, memberikan
pedoman kepada hidup manusia yang lain.
Baduhi simbel, balumut pasihai, artinya pohon garing memiliki duri
dan berlumut, maknanya adalah kita harus memiliki keuletan dan kepandaian dalam
hidup.
Duhung bahakang bunu, artinya tombak dengan pengait di ujungnya,
akar dari pohon batang garing belum memiliki jenis akar yang keluar dari tanah
dan memiliki tunas yang tumbuh dari bagian akar timbul tersebut berbentuk
tombak dan memiliki pengait, maknanya adalah bahwa manusia itu hidup dan ada
atas pemberian Tuhan dan kita hidup memerlukan bantuan Nya, tugas kita adalah
meneruskan hidup yang telah diberikan oleh Pencipta dengan semangat yang
tinggi, hidup kita bagian dari kepunyaan Tuhan, melambangkan persatuan dan
kesatuan menghadirkan kekuatan dan kekokohan dari pohon batang garing belum itu
sendiri.
Garantung ,artinya gong, maknanya manusia telah diberikan kekayaan
berupa kemampuan untuk dapat berguna bagi orang lain, yaitu bisa menjadi
penuntun dan memberikan kabar berita tentang kekuasaan Tuhan, memberikan contoh
dan teladan hidup yang baik
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.