BAGI penganut Hindu Kaharingan, Sapundu
tidak hanya sekadar pelengkap ritual agama, tapi juga sebagai penghormatan
terhadap roh dari orang yang telah meninggal. Tanpa Sapundu, berarti tak ada yang
menjadi pengawal bagi roh.
Fungsi tiang Sapundu adalah sebagai tempat mengikat hewan korban,
seperti kerbau, sapi, atau babi yang digunakan dalam suatu acara adat tiwah.
Tiwah sendiri, merupakan sebuah upacara ritual agama untuk mengantarkan roh
orang yang telah meninggal menuju kehidupan abadi.
Tiang Sapundu biasanya berbentuk patung laki-laki atau perempuan
yang terbuat dari bahan kayu ulin. Patung laki-laki apabila yang jasad yang
ditiwah laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Untuk memasang dan menanam Sapundu, ada ritual khusus yang harus
dilakukan, seperti dengan memotong babi. Karena menjadi pengikat hewan korban
pada upacara tiwah, sapundu biasanya ditempatkan di lokasi pelaksanaan tiwah.
Setelah upacara selesai, Sapundu dicabut lalu didirikan di depan sandung
keluarga yang ditiwahkan.
Sapundu dipasang berdampingan dengan Sandung-- rumah-rumahan yang
menjadi tempat bagi tulang belulang orang yang ditiwahkan. Ini sebagai bentuk
pengawalan sapundu kepada roh tersebut.
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.