Blogger Kalteng

24 Agustus, Warga Muhammadiyah Kalteng Akan Nobar Film Nyai Ahmad Dahlan

BLOGGER KALTENG (Palangka Raya) - Pada Hari Kamis 24 Agustus 2017 Warga Muhammadiyah Kalimantan Tengah direncanakan akan nonton bareng film "Nyai Ahmad Dahlan" di teater 1 XX1 Palma. Acara Nobar ini akan diikuti oleh seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalteng, Aisyiyah Kalteng, Angkatan Muda Muhammadiyah, Pimpinan dan karyawan di Amal Usaha Muhammadiyah, Anggota, Simpatisan dan seluruh kader-kader Muhammadiyah.

FIlm Nyai Ahmad Dahlan dijadwalkan tayang pada jam 12.30, 14.40, 16.50, 19.00 dan 21.10 WIB. Info yang Blogger Kalteng dapatkan dari panitia, Pimpinan Muhamamadiyah, Aisyiyah, Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah dijadwalkan nonton bareng pada jam 19.00 WIB.

Film Nyi Ahmad Dahlan akan ditayangkan di teater 1 dengan kapasitas 273 kursi, bagi Warga Muhammadiyah ataupun masyarakat yang ingin mengikuti Nobar bersama dengan Pimpinan Muhammadiyah bisa menghubungi panitia (Jaemi Wahyudi : 085252777881).

Tonton Trailer Nyai Ahmad Dahlan

Sinopsis Film Nyai Ahmad Dahlan
Menjadi pintar adalah impian sejak kecil Siti Walidah, lahir pada tahun 1872 di Kampung Kauman, Saat itu perempuan pergaulannya sangat terbatas dan tidak belajar di sekolah formal. Siti Walidah akhirnya menikah dengan KH Ahmad Dahlan, dan menjadi Nyai Ahmad Dahlan. Kyai Ahmad Dahlan adalah sosok lelaki yang sangat berfikiran maju dan mendukung istrinya untuk bersama membangun bangsa. Nyai Ahmad Dahlan dengan segala kecerdasannya ikut membesarkan Muhammadiyah mendampingi Kyai Ahmad Dahlan. Nyai Ahmad Dahlan mempunyai pandangan yang sangat luas. Hal itu diperoleh karena pergaulannya dengan para tokoh, baik tokoh-tokoh Muhammadiyah maupun tokoh pemimpin bangsa lainnya, yang kebanyakan adalah teman seperjuangan suaminya. Mereka antara lain adalah Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansyur, dan lainnya. 
Setelah Muhammadiyah berdiri, Nyai Ahmad Dahlan turut merintis kelompok pengajian demi pengajian untuk memberi ilmu agama pada semua wanita-wanita hingga berdiri organisasi "Aisyiyah". Tak gampang membesarkan organisasi wanita pada zaman itu. Nyai Dahlan dan pengurus Aisyiyah berjuang memajukan perempuan yang bermanfaat untuk keluarga, bangsa dan negara. Menurut Nyai Ahmad Dahlan wanita sepadan perannya dengan laki-laki namun tidak boleh melupakan fitrahnya sebagai perempuan. Saat Jepang masuk ke Indonesia, beliau menentang penjajah Jepang dengan melarang warga menyembah dewa Matahari dan mendirikan dapur umum bagi para pejuang. Kehidupan Nyai bersama Kyai Ahmad Dahlan yang saling mendukung dalam membangun bangsa tergambar sangat indah. Bahwa cinta adalah landasan dalam menjalani hidup dan perjuangan.
***
Debu Yandi | Blogger Kalteng

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post