Blogger Kalteng

Wanita shalehah...sebuah penantian dan harapan yang takkan memudar oleh para lelaki.



Wanita Shalehah adalah butiran perhiasan yang sangat diharapkan dan di cita-citakan oleh lelaki yang menjatuhkan cintanya kepada Sang Pencipta di atas segala-galanya. Iya...sebuah penantian yang teramat panjang, dengan memfondasikan diri dengan konsep Al-Qur’an dalam pergaulan laki-laki dan perempuan yaitu “menundukkan pandangan”, sebuah prinsip yang meski harus dimiliki oleh setiap insan yang sedang mencari cinta sejati dan tempat mengukir hidupnya kelak. Wanita shalehah adalah dambaan yang tak kunjung memudar dari kalangan lelaki, siapapun dia, entah itu pemabuk, penjudi, atau mereka yang kecenderungan akhlaknya tidak baik dan yang lebih jelas para lelaki yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, menjaga diri dimanapun dan kapanpun. Wanita shalehah adalah mereka yang selalu menjaga dan menutup aurat mereka, menjaga lisan, sopan dan ramah dalam bertutur kata, santun dalam bergaul, selalu menjaga wudhu dan shalat di awal waktu, hidup saling menyapa dengan ucapan salam “Assalamu’alaikum”, wanita shalehah menatapnya menyejukkan kalbu, bukan wanita yang apabila di tatap menjadikan hati ini bergejolak nafsu syahwat, mendengar suaranya menghanyutkan batin karena yang di ucapkan adalah yang baik-baik, pencerminan Al Qur’an yang selalu mereka baca, ditinggalkan menambah keyakinan karena mereka selalu amanah, wanita shalehah adalah bidadari surga yang hadir didunia, wanita shalehah adalah calon ibu bagi anak-anak yang mulia, wanita shalehah adalah calon istri yang akan meneguhkan jihad suaminya, penebar rahmat bagi rumah tangga cahaya dunia dan akhirat.

Wanita shlehah adalah mereka yang senantiasa menjaga kehormatan dirinya, di tengah hiruk pikuk, lembah kehidupan modern saat ini. Apa lagi dengan sistem pergaulan yang tidak ada hijab, dengan penanaman sistem neoliberalisme; silakan mampir, tak ada yang melarang, atau asalkan abng senang, aku pun ikut senang, atau aku rela tidur dengan mu asalkan tidak hamil. Sebuah paradigma berfikir yang telah menjadi bumbu kehidupan pergaulan, hal yang menjadi lumrah dan umumnya dikonsumsi oleh para peneguk secangkir kebebasan. Rupanya jahiliyah modern mulai berkembang, bedanya sekarang lebih praktis dari jahiliyah klasik.
Emmm...sebagai lelaki yang mengharapkan sebuah pencapaian atas penantianku dengan wanita shalehah-pun mulai bertanya adakah nantinya tersisa wanita dengan julukan wanita shalehah yang akan menjadi istriku?
Apakah wanita shalehah menjadi sebuah kata sejarah yang berbekas dalam sebuah buku atau majalah? Apakah wanita shalehah masih ada dikehidupan saat sekarang?

So...selektif, dalam memilih adalah suatu keharusan. Apalagi dengan sebuah fakta yang menyatakan bahwa berdasarkan survei terbaru Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan 63 % remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah, bahayanya lagi 60 % remaja Indonesia melakukan seks pra-nikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan itu dilakukan di rumah. Dari beberapa penelitian yang dilakukan sejak tahun 2006, sebanyak 62,7 % remaja SMP tidak perawan dan 21,2 % remaja mengaku pernah aborsi. Bagaimana mungkin dengan angka yang sedemikian tingginya, tersisa wanita dengan julukan wanita shalehah.

Salut banget dech buat mereka para wanita yang tetap komitmen menjaga perhiasaannya (aurat), mengendalikan nafsu, menjaga pandangan, dan selalu menebarkan salam bila berjumpa. Subhanallah...sai’un banget dech. Harusnya wanita itu bercermin kepada istri Fir’aun, yaitu Siti Asiyah. Yang mempunyai keteguhan hati dan komitmen dalam menjaga aqidah dan kesucian dirinya sebagai muslimah, walaupun dia hidup dalam cengkeraman Fir’aun. Allah SWT mengabadikan doanya dalam Al Qur’an, dalam surat At Tahrim ayat 11; “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim”.
Sebenarnya begitu banyak wanita yang berusaha merebut gelar “Shalehah”, salah satunya sebut saja namanya Fi’ (nama penggalan dari nama aslinya), di pagi hari dengan sejuk-sejuknya embun di ujung-ujung daun, dan masih senyapnya. Seusai shalat subuh dia (Fi’), tengah berfikir dan merenung, dengan harapnya menemukan sebuah jawaban. Fi’ pun bertanya “bagaimana yaa agar bisa menjadi wanita shalehah, bagaimana caranya”?, pertanyaan itupun terus dia utarakan, sampai akhirnya jawaban itu tak ia temukan. Tapi entah sadar atau tidak ada hal yang istimewa dari dirinya, motivasi yang begitu sangat besar dari dirinya agar bisa menjadi wanita shalehah, hal yang tidak setiap wanita muslimah miliki. Yaa...semuanya berawal dari cita-cita atau harapan dan akhirnya menjadi sebuah konsekuensi harus bisa diwujudkan dan dilakukan, tentunya dengan mencurahkan segenap usaha. So..jangan lupa petunjuk dari Allah SWT.
Namun yang menjadi pertanyaan besar baginya adalah bagaimana caranya ditengah zaman seperti sekarang?

Sebagai lelaki aku hanya bisa berkata, Fi’ aku yakin kau pasti bisa.
Selamat berjuang para mujahidah, rebut gelar shalehah.
Maka akulah dermaga tempatmu berlabuh.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post