Blogger Kalteng

Seberapa Besar dan Strategis Posisi ISLAM dalam Politik Internasional?

Oleh : Ilham Handika, M.Pd
Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Dalam artikel ini perlu dipahami terlebih dahulu bahwa Islam bukan saja sebagai agama namun juga “way of life” artinya pedoman hidup. Islam tidak hanya mengatur tentang tata cara beribadah kepada Tuhan namun Islam merupakan suatu ajaran yang utuh, artinya setiap sendi kehidupan pemeluknya sudah di atur.
Pedoman hidup bagi umat Islam seperti yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran dan Hadist. Jadi Islam mengatur setiap sendi kehidupan pemeluknya mulai dari tata cara beribadah, hubungan dengan sesama, atau yang biasa disebut syariah, muamalah dan aqidah. Bahkan sampai kehidupan politik sudah di atur dalam Islam. Sebelum berbicara lebih jauh tentang posisi Islam marilah kita sedikit menengok tentang sejarah agama ini (Islam,red).
Islam merupakan agama samawi yang artinya agama yang berasal dari langit atau sumber ajaranya dari Tuhan melalui perantara nabi dan rasul. Termasuk dalam agama samawi yaitu kristen dan yahudi. Seperti yang diketahui, agama Islam mulai berkembang di kawasan timur tengah atau tepatnya di jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW merupakan sosok utama dalam penyebaran agama ini. Nabi Muhammad SAW merupakan panutan dan paling berpengaruh bagi umat Islam, bahkan seorang penulis barat, Michael Hart menempatkan nabi Muhammad SAW sebagai orang nomor satu paling berpengaruh sepanjang masa.
Sampai saat ini, dari 7 miliar penduduk bumi , 1,6 miliar adalah umat Islam. Jumlah yang sangat besar dan menempati urutan kedua setelah kristen. Jumlah ini akan semakin terus bertambah mengingat wanita muslim yang berusia subur masih sangat banyak. Berdasarkan jumlah ini, posisi umat muslim sangatlah penting dan patut untuk diperhitung dalam kehidupan masyarakat internasional. Masalahnya adalah dalam umat Islam sendiri masih terjadi perpecahan, antara syiah dan sunni. Dua golongan dalam Islam sangat sulit untuk dipersatukan.
Masalah lainnya adalah kebodohan, kemiskinan dan kekerasan yang merupakan lingkaran setan bagi umat muslim seluruh dunia. Kenyataan pahit tentunya, walaupun dengan jumlah yang sangat besar umat Islam belum mampu mengangkat posisinya dalam percaturan politik internasional. Bisa dikatakan kuantitas yang bagus namuan kualitas yang memprihatinkan. Barat tentu menyadari hal ini. Potensi umat Islam yang sangat besar jika dipersatukan akan menyebabkan hilangnya hegemoni barat. Barat dalam hal ini Amerika, eropa dan sekutunya tentu tidak senang dengan kebangkitan umat Islam. Lalu mereka mencari cara dengan mengkampanyekan perang terhadap terorisme.
Pandangn barat sudah pasti bahwa teroris adalah Islam sedangkan Islam sebaliknya menganggapa barat adalah teroris yang sebenarnya. Kecurigaan satu sama lain tidak bisa dihindarkan. Hal inilah yang oleh sebagian ahli disebut sebagai a vicious circle exists, maksudnya bahwa terjadi suatu lingkaran kejahatan yang tidak terselesaikan. Rakyat merasa didholimi oleh kebijakan pemerintah sehingga melakukan perlawanan dengan berbagai demonstrasi atau tindakan yang menghina pemerintah. Akibatnya negara melakukan tindakan refresif yang mengundang perlawanan dari rakyat dalam bentuk tindakan terorisme. Banyak sekali kejadian 10 tahun terakhir yang menyebabkan Islam dan barat sulit untuk bersama diantaranya perak irak, afghanistan, sudan, somalia,dll. Semuanya menelan korban yang sangat banyak dari pihak umat Islam. Umat Islam sudah saatnya bangkit dari keterpurukan. Sejarah sudah membuktikan bahwa Islam pernah mencapai masa-masa kejayaan ketika tahun 1000 sampai 1200 M. Posisi Islam saat ini sudah menemukan momentumnya. Dengan ditandai dengana adanya “Arab Spring” dimana rezim pemerintahan otoriter yang di sokong barat sudah mulai jatuh mulai dari Tunisia, Mesir, Libya, hingga saat ini yang masih bergejolak adalah Yaman dan Suriah. Umat Islam mesti menyadari posisinya yang strategis dalam kancah politik internasional. Contoh negara Islam yang mulai memainakn peran adalah Turki. Bahwa kendala selama ini Islam tidak bisa bersanding dengan nasionalisme sudah bisa dihilangkan. Umat Islam harus mencontoh bangsa iran yang tidak ingin di dikte oleh amerika. Momentum kebangkitan umat Islam juga ditandai dengan krisis global yang melanda AS dan eropa. Disaat negara-negara eropa sedang mengalami kemunduran, umat Islam yang diwakli oleh negara-negara timur tengah dan khususnya Indonesia harus mampu bangkit.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post