Fungsi utama karungut adalah untuk menghibur
dan sebagai sarana ekspresi estetik pengarungut dan masyarakatnya. Andianto
(1987:18-19) juga menyebut fungsi karungut sebagai media pengajaran. Pada zaman
dulu karungut muanya dipakai sebagai sarana bercerita, kemudian dipakai juga
sebagai sarana pengajaran. Seorang guru atau seorang Balian (dukun) pada
masanya menyampaikan pengajarannya kepada para siswanya dengan mengarungut
(menyanyikan karungut). Begitu juga dengan siswanya dalam menjawab atau
mengingat pelajaran dari gurunya dengan cara mengarungut. Dahulu penyampaian
ajaran dengan mengarungut itu mula-mula menggunakan bahasa sangen (bahasa Dayak
Ngaju kuno) yang kini sudah sangat jarang digunakan dan jarang ditemukan.
Karungut juga dipergunakan oleh para ibu
untuk menghibur dan menidurkan anaknya. Pada saat-saat bekerja, di ladang dan
di rumah, karungut dilantunkan untuk menghibur diri, untuk memberi semangat,
serta mengurangi rasa bosan dan rasa lelah bekerja. Pada saat gotong-royong,
karungut dapat membangkitkan semangat kebersamaan, juga pada saat acara pesta
panen dan pesta perkawinan, karungut dilantunkan berfungsi sebagai media
hiburan.
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.