Blogger Kalteng

Terbongkar !!! Rahasia Mengapa Bak Sampah dan Sampah Selalu Berjauhan

Ada judul artikel di salah satu situs online yang menginspirasi saya mencari tahu rahasia mengapa bak sampah dan sampah selalu berjauhan, artikel itu berjudul "Terbongkar !!! Rahasia Mengapa ........ dan ........ Selalu Berdekatan", saya hanya membaca judulnya saja dan tidak tergerak hati membaca isinya. Sesuai dengan tulisan yang pernah saya buat pada tahun 2015 silam "Move On Menuju TPS yang Baru", mungkin tulisan kali ini dibuat dengan harapan bisa melengkapi apa yang menjadi masalah kita bersama dan syukur-syukur bisa menjadi solusi atas permasalahan itu. Berikut alasan-alasan mengapa bak sampah dan sampah selalu berjauhan:

BELUM BERJODOH

Antara bak sampah dan sampah itu saya ibaratkan jodoh, masih mencari kemana-mana saat jodohnya belum ditemukan. Posisinya, bak sampah di sini sebagai wanita dan sampah sendiri sebagai pria, sehingga yang paling dominan dalam masa pencarian adalah sampah. Tidak pernah saya melihat ada orang yang membuang bak sampah sembarangan, selalu yang dibuang sembarangan adalah sampah. Jadi intinya adalah saya hanya mendoakan semoga yang membuang sampah sembarangan jodohnya semakin jauh dan semoga yang sudah berjodoh mendapat jodoh kembali (selingkuh), selain itu siapa sebenarnya yang layak disebut sebagai sampah, yang membuang sampah sembarangan atau sampah itu sendiri? Berbeda loh ya, seorang yang dibuang pasangannya bukan berarti ia adalah sampah, tapi suatu kepastian ia selanjutnya akan "nyampah" di hati yang sepantas dan semestinya, dalam persoalan cinta kata "nyampah" itu berubah menjadi kata romantis, bagaimana tidak romantis "tai kambing aja rasa cokelat", hebatkan.

ANTARA BAK SAMPAH DAN SAMPAH BELUM BISA MOVE ON

Salah satu penyebab kenapa sampah dan bak sampah selalu berjauhan adalah kemampuan move on mereka yang tidak bisa diwujudkan, belum lagi kualitas dan kuantitas sampah yang seharusnya masih dipertanyakan layak atau tidak. Ternyata setelah saya amati proses sampah menuju bak sampah itu sangat panjang dan layaknya seperti kisah-kisah tragis yang kadang berakhir dengan kematian (maksud saya salah tempat), kadang juga kita lebih nyaman dengan kondisi awal dan tidak berani mengambil sebuah keputusan untuk beranjak pada keadaan nyamannya kita. Ini buruknya orang-orang yang selalu membuang sampah sembarangan, udah mendarah daging dan bahkan mungkin sampah tujuh turunan kebiasaan ini akan terus terlestarikan dengan penuh tanggungjawab oleh anak cucunya. Kebiasaan yang buruk membuang sampah sembarangan telah menjadi jati dirinya, tidak ada rasa bersalah dan seperti ketika usai membuang sampahnya berucap "inilah aku, dengan gaya ku yang selalu membuang sampah sembarangan", hebatkan. Move On dong, ini udah tahun 2016, selayaknya kita menjadi lebih baik, jangan "nyampah" dimana-mana.

TIDAK PUNYA HATI

Saya salah satu orang yang sering disebut oleh pasangan "gak punya hati", saya tidak marah ketika dibilang begitu, lantas bagaimana reaksi saya, saya hanya jawab enteng "maklum, harga hati itu mahal". Para pembaca boleh survei berapa harga hati ayam, sapi, atau hati ikan di pasar, pasti lebih mahal dari hati daging. Berbeda halnya dengan mereka yang udah terbiasa dengan buang sampah sembarangan, ini memang gak punya hati benar-benar. Saran saya, jangan mau berjodoh dengan orang yang hobi banget buang sampah sembarangan, karena hatinya itu lebih murah dan murahan dibanding hati makhluk Tuhan yang ada di dunia ini, bayangkan sampah yang begitu berharga (karena menjadi permasalahan serius) saja dengan entengnya ia buang sembarangan, apalagi pasangannya. Jadi, hal pertama yang harus kamu liat ketika memilih pasangan adalah, liat prilaku membuang sampahnya.


Demikian, tiga alasan kenapa bak sampah dan sampah selalu berjauhan. Pembaca bisa mengambil hikmahnya, mana yang bisa diambil, dan kalau sekiranya tulisan ini tidak ada hikmahnya, anggap saja sebagai hadiah untuk anda yang masih mencari pasangan sejati. Semoga kita tidak jadi sampah, dan "nyampah" dimana-mana, temukan jati diri kita sesungguhnya, karena 2015 mengajarkan bahwa bumi kita butuh orang-orang yang sadar dan mau menyadarkan diri untuk lebih baik, sudahilah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post